Itulah sebabnya para ulama membuat satu kaidah yaitu “sesuatu yang tidak kamu mampu capai dalam mengerjakannya maka kerjakan apa yang mampu kamu kerjakan”.
Sebab manusia itu bukan makhluk superior atau makhluk yang punya keterbatasan-keterbatasan.
“Itulah sebabnya dalam upaya meningkatkan spiritual, seseorang harus melaksanakan sesuai dengan kemampuan,” jelas Syamsul.
Yang ketiga adalah prinsip tidak menimbulkan mudarat.
BACA JUGA:9 Cara Kendalikan Nafsu Agar Tak Mudah Batal Puasa Ramadan, Nomor 5 Wajib Dicontoh!
Jangan sampai ibadah itu menimbulkan mudarat kepada orang-orang.
Hal itu dilarang dalam hadis Nabi SAW.
Tidak ada sesuatu yang buat menderita dan juga membuat orang lain menderita.
Sedangkan asas yang keempat adalah prinsip kemudahan.
BACA JUGA:10 Tips Umrah di Bulan Ramadan Agar Ibadah Lancar dan Penuh dengan Keberkahan, Apa Saja Ya?
Alquran banyak sekali yang menyebutkan hal ini. Salah satunya pada surat Al-Insyirah Ayat 5 dan 6: “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
Dalam tafsirannya hal itu berarti, bahwa Allah tidak menghendaki kesukaran untukmu Allah menghendaki kemudahan untukmu.
“Mengacu pada empat asas itu maka kita melaksanakan agama harus sesuai dengan yang dituntunkan oleh Rasulullah, sesuai dengan kemampuan untuk mengerjakannya, dan tidak menimbulkan mudarat,” tukas Syamsul.*