Serba Serbi Salat Hari Raya Idul Fitri, Ustaz Beni Sarbeni Beber dari Hukum sampai Praktiknya
Serba Serbi Salat Hari Raya Idul Fitri, Ustaz Beni Sarbeni Beber dari Hukum sampai Praktiknya-kolase-
BACA JUGA:WAJIB TAU! 5 Kebiasaan Wanita yang Menjadi Penghalang Masuk Surga
Tentunya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menolak pakaian sutra, hanya saja Rasulullah menetapkan bahwa di hari raya dianjurkan untuk berhias.
Karena itu para ulama seperti Imam Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullah beliau berkata, “Hadits ini menunjukkan anjuran berhias ketika hari raya dan bahwa hal itu merupakan perkara yang sudah biasa di antara mereka”.
Jadi adab yang kedua adalah berhias dan memakai pakaian yang paling bagus yang dia miliki.
Ketiga, makan terlebih dahulu sebelum berangkat ke tempat salat sebelum hari raya Iedul Fithri.
BACA JUGA:Ga Cuma Ganjil, Kata Ustaz Tuasikal Lailatul Qadar Bisa Pada Malam Genap 10 Hari Terakhir Ramadan
Anas bin Malik radhiyallahu ta’ala ‘anhu bercerita bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pergi pada hari raya Iedul Fithri sehingga beliau memakan beberapa biji kurma. (Hadits shahih riwayat Imam Bukhari dan yang lainnya)
Keempat, bertakbir pada hari raya Iedul Fithri yang dimulai dari maghrib malam hari raya sampai datangnya Imam untuk salat Ied.
Jadi mulai dari maghrib malam hari raya sampai datangnya Imam untuk salat Ied.
Adapun Iedul Adha dimulai dari fajar hari Arafah sampai ashar terakhir hari tasyrik (13 Dzulhijjah).
BACA JUGA:Ramadan Sudah Menuju Akhir, Ayo Kejar Kemuliaan Malam Lailatul Qadr
Kelima, wanita haidh ikut ke tempat salat walaupun mereka tidak menunaikan salat (hanya sekedar menyaksikan)
Hal itu sebagaimana yang disampaikan oleh Ummu Athiyah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan demikian (agar para wanita, bahkan yang haidh untuk pergi ketempat ditunaikan salat hari raya, walau mereka tidak mengerjakan salat hari raya).
Keenam, berbeda antara jalan pergi dan jalan pulang, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ketujuh, jika memungkinkan pergi ketempat salat dengan berjalan kaki, sebagaimana hal itu dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.