Transformasi Identitas Budaya Dalam Era Digital: Kajian Media dan Pengaruhnya
Transformasi Identitas Budaya Dalam Era Digital: Kajian Media dan Pengaruhnya--freepik
Dalam hal ini, peran media digital tidak hanya sebagai cermin, tetapi juga sebagai pembentuk realitas budaya.
Salah satu cara utama di mana media digital merepresentasikan identitas budaya adalah melalui konten-konten multimedia seperti gambar, video, dan audio.
BACA JUGA:Kemenag Gelar Sidang Kelulusan SPAN-PTKIN, ini Tanggal Pengumumannya!
BACA JUGA:Buka Bareng Aktivis Cipayung Plus, Pj Gubernur Sumsel Sosialisasikan Program Ini!
Melalui platform-platform seperti YouTube, Instagram, dan TikTok, pengguna dapat membagikan potongan kehidupan sehari-hari mereka yang mencerminkan aspek-aspek budaya mereka, mulai dari kuliner, pakaian tradisional, hingga upacara adat.
Representasi-representasi ini dapat memperkuat identitas budaya individu dan memperkenalkan keberagaman budaya kepada audiens global.
Namun, dalam konteks globalisasi, media digital juga sering kali mengkomodifikasi identitas budaya untuk tujuan komersial.
Budaya populer sering kali dijadikan sebagai komoditas untuk dipasarkan kepada pasar global, dengan mengemasnya dalam bentuk produk-produk konsumen seperti pakaian, musik, atau barang-barang kerajinan tangan.
BACA JUGA:Berkomitmen Melaju Dengan Mutu, Universitas PGRI Buka Dua Fakultas Baru, Ini Penjelasannya
BACA JUGA:Pj Gubernur Agus Fatoni Ajak Foksuma Sukseskan Gerakan Serentak di Sumsel, ini Jawaban Mahasiswa!
Hal ini dapat menyebabkan homogenisasi budaya dan mengurangi kompleksitas dan keunikan dari budaya-budaya tertentu.
Selain itu, dalam upaya untuk menarik perhatian dan mendapatkan popularitas di pasar global, media digital sering kali menghadirkan representasi yang stereotip atau dangkal tentang budaya-budaya tertentu.
Misalnya, dalam industri film dan televisi, budaya-budaya non-Barat sering kali direpresentasikan secara klise atau sebagai objek eksotisasi.
Representasi-representasi seperti ini dapat menyebabkan pemahaman yang dangkal tentang budaya-budaya tertentu dan memperkuat prasangka dan stereotip yang sudah ada.
BACA JUGA:Siswa SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang Ikut Pesantren Ramadan, Kejar Pahala di Bulan Berkah