1 Tahun Permusuhan di Sudan, ECW Serukan Pemimpin Dunia Selamatkan Nyawa Jutaan Anak dan Remaja
1 Tahun Permusuhan di Sudan, ECW Serukan Pemimpin Dunia Selamatkan Nyawa Jutaan Anak dan Remaja.--Education Cannot Wait
“Seperti lingkaran setan kekerasan, pengungsian, kemiskinan, kelaparan, kekacauan dan ketidakpastian tanpa akhir,” singgung Yasmine Sherif.
Melalui program penyediaan makanan di sekolah, mereka mendapatkan makanan bergizi.
Dengan ruang kelas untuk semua gender, mereka memiliki tempat yang aman untuk belajar. Dengan dukungan kesehatan mental dan psikososial, martabat anak-anak tersebut dipulihkan dan mampu membangun masyarakat yang kuat dan tangguh.
Pendekatan di seluruh sistem ini memprioritaskan anak-anak dalam investasi atas pembangunan berkelanjutan, dan memprioritaskan umat prioritas utama dalam upaya global kita untuk mengakhiri perang dan membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
BACA JUGA:Perdana Masuk Kerja Seluruh Pegawai PKM Tinggi Hari Lahat Gelar Halal Bihalal, Ini Pesan dari Kapus
Seiring dengan seruannya di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) untuk Sudan dan Negara-negara tetangganya, African Year of Education saat ini, dan berbagai upaya penting lainnya untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Yasmine Sherif menghimbau kepada donor publik, sektor swasta, dan yayasan filantropi agar segera menggalang dana sebesar AS$600 juta berupa dukungan baru untuk Rencana Strategis 2023-2026 ECW.
“Dengan dana sebesar AS$1,5 miliar, kita dapat menjangkau 20 juta anak dan remaja,” beber Yasmine Sherif.
Di Sudan Selatan, pendidikan adalah kesempatan untuk "mengubah hidup saya" bagi Living Sunday, seorang ibu usia remaja yang melanjutkan pendidikannya meski tampaknya mustahil.
Etiopia mengalami kekeringan berkepanjangan dan diperburuk oleh perubahan iklim sehingga mengganggu pendidikan seluruh generasi.
Akibatnya, Nakurchel, 12 tahun, baru bisa bersekolah untuk pertama kalinya.
Mengutip ucapannya sendiri: "Pendidikan telah memberi saya sayap untuk terbang." Masih banyak yang perlu dilakukan.
Di Afrika Sub-Sahara, hanya 1 dari 9 anak bisa membaca tulisan sederhana.