BACA JUGA:Konser Musik POP Luar Negeri Memberi Dampak Positif Terhadap Perekonomian Indonesia

Penjajahan budaya Korea ini bukanlah tren musiman semata, melainkan fenomena yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat.

Bagi sebagian individu, Korea bukan hanya sekedar negara, melainkan gaya hidup yang difavoritkan dan diidolakan secara berlebihan.

Dalam konteks seperti ini, diperlukan upaya untuk melawan hegemoni budaya Korea yang dapat mengancam keberagaman dan identitas budaya lokal. Diperlukan kerjasama dari berbagai pihak dalam menjalankan upaya melawan hegemoni budaya Korea tersebut.

Mendukung dan memakai industri kreatif lokal secara aktif

BACA JUGA:Media Sosial Sebagai Wadah Promosi Tempat Wisata

Dengan mempromosikan secara aktif berbagai pihak seperti seniman lokal, musisi, hingga perancang budaya yang mampu meningkatkan identitas budaya lokal, dapat menciptakan keseimbangan bagi mereka untuk berkarya dan mengekspresikan serta memperkuat identitas budaya lokal kita.

Pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan masyrakat umum harus bersatu untuk mendukung dan memakai produk-produk lokal demi mendorong pertumbuhan industri kreatif lokal dalam negeri.

Mengapresiasi, memperkenalkan, dan memperkuat kebudayaan lokal

Pemerintah terkait harus mengapresiasi lebih para seniman-seniman yang melestarikan kebudayaan lokal, seperti memberikan award lebih kepada para seniman dan memperdayakan para seniman tersebut. 

BACA JUGA:Ramai Aturan Seragam Sekolah 2024, Disdikbud Ogan Ilir Kirim Surat Edaran ke Sekolah

Tak hanya mengapresiasi, pemerintah juga harus bekerajsama dengan industri media untuk memperkenalkan industri kreatif lokal dan keberagaman kebudayaan lokal kita ke mancanegara, contohnya melalui program-program di televisi, mendukung para content creator untuk mempromosikannya ke platform youtube supaya bisa mendunia.

Pendidikan mengenai seni, musik, tarian, dan tradisi lokal juga perlu ditingkatkan lagi melalui institusi pendidikan guna memperkenalkan dan melestarikan hal-hal tersebut ke anak-anak SD, SMP, SMA, hingga Universitas sehingga mereka akan bangga dan menghargai warisan budaya yang dimilikinya.

 

Oleh : Yahya Hansamuda Devilen Mahasiswa Universitas Andalas