Menuju Kesetaraan Gender: Menghadapi Standar Ganda dalam Hubungan Laki-laki dan Perempuan
Menuju Kesetaraan Gender: Menghadapi Standar Ganda dalam Hubungan Laki-laki dan Perempuan.--freepik
KORANPALPRES.COM - Dalam masyarakat modern saat ini, perbincangan seputar kesetaraan gender semakin mengemuka, menyoroti perbedaan perlakuan dan harapan terhadap laki-laki dan perempuan.
Topik ini menjadi semakin relevan karena semakin banyak orang yang menyadari bahwa standar yang diterapkan pada kedua gender dapat menciptakan ketidakseimbangan dalam hubungan antar gender.
Baru-baru ini, muncul perdebatan mengenai apa yang disebut sebagai "standar minimum" yang harus dipenuhi oleh laki-laki.
Meskipun ada kemajuan dalam pemahaman bahwa laki-laki juga harus terlibat dalam pekerjaan rumah tangga dan memiliki kemampuan untuk merawat diri, keluarga, serta rumah tangga, masih banyak yang merasa bahwa tuntutan ini tidak adil.
BACA JUGA:Wangi Sepanjang Hari! Berikut 6 Parfum Kenzo yang Wanginya Unik dan Tahan Lama
BACA JUGA:5 Top Merek Parfum Paling Populer Tahun 2024 untuk Wanita Dijamin Tahan Lama 24 Jam
Beberapa pihak berpendapat bahwa perempuan terlalu banyak meminta, menetapkan standar yang terlalu tinggi bagi laki-laki.
Namun, apa yang sering kali terlewatkan dalam perdebatan ini adalah secara tidak sadar laki-laki juga menetapkan standar yang harus dipenuhi oleh perempuan agar dianggap "ideal".
Laki-laki sering kali mengharapkan perempuan untuk memiliki paras yang cantik, kemampuan mengurus rumah tangga dengan baik, serta kepribadian yang ramah dan menyenangkan.
Tentu saja, hal ini menciptakan tekanan tambahan bagi perempuan, yang sering kali merasa terjebak dalam ekspektasi yang tidak realistis.
BACA JUGA:6 Parfum Murah Tahan Lama Cocok untuk Pelajar dan Mahasiswa
BACA JUGA:Fakta Parfum Produksi 90-an Lebih Lembut dan Tahan Lama Wanginya
Mereka merasa harus memenuhi berbagai tuntutan agar bisa dianggap layak dan berharga dalam masyarakat.
Di tengah perdebatan ini, pertanyaan mendasar tentang kesetaraan gender muncul: di mana sebenarnya letak kesetaraan dalam konteks ini?