Wisata di Pagaralam Ini Cocok buat Penggemar Buah-buahan
Hasil salak, jeruk gerga, dan stroberi si Kota Pagaralam-Eko Wahyudi palpres.bacakoran.co-
BACA JUGA: Penguatan Moderasi Beragama di Kalangan Dosen dan Mahasiswa, Apa Maksud Moderasi Beragama?
Selain membeli langsung, wisatawan juga dapat pergi langsung ke kebun salak di sana. Mereka bisa melihat proses penanaman sampai panen.
Yang banyak membuat wisatawan tertarik karena ada pilihan untuk mencoba memetik sendiri buah salak itu.
2. Wisata Buah Jeruk Gerga
Jeruk gerga Pagar Alam saat ini menjadi primadona baru bagi wisatawan yang berkunjung ke Pagar Alam. Hal itu terlihat dari jumlah penjualan dan kunjungan wisatawan ke kebun jeruk gerga, di wilayah Kecamatan Dempo Utara yang terus meningkat.
BACA JUGA:Ke Penang Jadi Lebih Mudah dengan Lion Air, Catat Jadwal Rute Penerbangannya
Jeruk gerga ini sejenis jeruk keprok. Jeruk Gerga memiliki sejarah panjang sebelum dibudidayakan masyarakat Besemah.
Buah jeruk jenis keprok itu konon berasal dari Israel yang dikembangkan secara besar-besaran di Thailand.
Seorang petani bernama Gerga, warga Rimbo Pengadang, Kabubapen Lebong, Bengkulu, membeli bibit jeruk itu dan mengembangkan di lahan miliknya di Desa Rimbo Pengadang.
Jeruk dari kebun tersebutlah yang belakangan dibeli oleh Sidarhan, lalu dibudidayakannya di kampung halamannya di Dusun Gunung Agung Pauh.
BACA JUGA:Hoaks Makin Gila Jelang Pemilu, Berikut Daftar 6 Media Sosial Dengan Konten Hoaks Paling Banyak
Walikota Pagar Alam Alpian Maskoni saat mengunjungi kebun jeruk gerga milik Sidarhan, di jalan Dusun Gunung Agung Tengah-Janang, Kelurahan Agung Lawangan Kecamatan Dempo Utara, mengaku bangga dengan keberhasilan budidaya jeruk gerga yang dilakukan oleh sejumlah petani di wilayah tersebut.
Walikota mengajak para petani di Pagar Alam untuk mencoba menjadikan budidaya jeruk gerga sebagai alternatif baru selain kopi.
Menurut Walikota, budidaya jeruk gerga memiliki banyak kelebihan, misalnya dari segi produktivitas buah dan harga.
Satu pohon jeruk gerga diperkirakan dapat menghasilkan buah sekitar 70 kilogram, lebih produktif bila dibandingkan kopi.