Cerita Mistis Penjual Koran Yang di Beli Pakai Uang Daun Oleh Korban Kecelakaan

Reporter: Zulkarnain |

Editor: Aguz Pongki |

Jumat , 10 Nov 2023 - 22:04

Bapak Paryono, Berjualan koran sejak tahun 2001-zulkarnain palpres.bacakoran.co-

"Saat itu tidak ada yang aneh tapi pas saya menghitung uang di rumah terselip selembar daun ditumpukan uang koran," Lanjutnya.

Setelah ia mengingatkan-ingatnya selembar daun itu adalah uang yang di berikan oleh pria yang mengendarai motor di stasiun.

"Saya ingat uang itu pemberian dari pria bermotor yang membeli koran di stasiun, karena uang pemberiannya ia masukan disaku depan baju saya,"Ucapnya.

Betapa terkejutnya ia saat melihat pria yang membeli koran itu mirip dengan koban kecelakaan yang ada di halaman depan koran yang ia jual di edisi hari Kamis.

"Keesokan harinya saya terkejut saat melihat pria yang membeli koran saya semalam sama dengan koban kecelakaan yang ada di halaman depan koran pada hari itu,"ungkapnya.

Itulah pengalaman mistis penjual koran harian yang ada di Kota Lubuklinggau hingga saat ini Paryono masih bekerja sebagai pengantar koran hari Palembang Ekspres.

karena kecintaannya dirinya masih tetap bertahan sebagai bagian penting penyalur surat kabar.

cerita mistis penjual koran yang di beli pakai uang daun oleh korban kecelakaan                            musi rawas - menjadi penjual surat kabar harian (koran) sejak tahun 2001 bukanlah waktu yang sebentar.
puluhan tahun bekerja sebagai penjual koran tentunya banyak pengalaman berharga baik pengaman yang mengenakan bahkan  pengalaman mistis.
seperti cerita mistis yang akan diceritakan oleh paryono seorang pedagang koran yang ada di kota lubuklinggau.
sejak tahun 2001 dirinya setiap hari menjajakan korannya di berbagai tempat mulai dari stasiun kereta hingga lampu merah.
baca juga:piala dunia u-17 indonesia vs ekuador di laga perdana, berikut jadwal, daftar tuan rumah dan juaranya
"kalau pengalaman banyak mulai dari koran yang di borong semuanya sampai pengalaman mistis pun ada," ungkapnya.
karena pada saat itu surat kabar banyak di cari oleh masyarakat ia bekerja dari mulai terbitnya matahari hingga larut malam.
"kalau pengalaman mistis dulu kita jualan dari pagi sampai malam hari karna banyak pembelinya,"ucapnya.
seperti biasanya koran yang ia jual selalu laris manis bahkan pada saat itu koran yang dijualnya bisa laku 200 eksemplar setiap harinya.
baca juga:prajurit kodim lubuk linggau buka jalan desa sukomoro, ini yang dilakukan
"setiap hari saya membawa 200 eksemplar koran karena peminatnya banyak terkadang belum sampai sore koran sudah habis," lanjutnya.
namun pada suatu hari tepatnya pada hari rabu entah kenapa dari pagi hingga malam hari koran yang ia jual hanya laku sedikit.
"tapi pada waktu itu, saya masih ingat hari rabu entah kenapa koran yang saya jual sedikit pembelinya,"tuturnya.
padahal pada saat koran terbitan hari itu beritanya sangat bagus dan menjual mulai dari berita kriminal hingga politik.
baca juga:target hanya 20 grup, peserta festival teater sekolah se-sumsel overload, pendaftaran ditutup!
"beritanya bagus tapi pembelinya sepi, padahal pembaca paling suka berita kriminal pada saat itu,"ucapnya.
tapi entah kenapa minat beli masyarakat pada hari itu sangat kurang sehingga dirinya harus ekstra menjajakan korannya sampai malam.
"karena koran masih banyak saya juga di kejar setoran mau tidak mau harus berjualan hingga larut malam,"ungkapnya.
untuk menghabiskan koran dagangannya dirinya memutuskan menjualnya di daerah stasiun berharap penumpang kereta api mau membeli.
baca juga:tua-tua keladi! 10 universitas paling tua di indonesia ini masih selalu jadi pilihan dan paling favorit
"jadi karena koran masih banyak saya inisiatif jualan di stasiun berharap bisa laku di sana," ucapnya.
hingga kereta api berangkat koran yang ia jual di daerah itu hanya laku sedikit tidak lama kemudian hujan rintik sehingga membuatnya menunggu di area stasiun sampai hujan redah karena takut koran yang ia bawah basah.
"karena hujan rintik-rintik jadi saya menunggu hingga berhenti untuk pulang,"lanjutnya.
tidak lama kemudian ada seorang pria menggunakan sepeda motor memanggil dengan cara melambaikan tanggal mengisyaratkan dirinya untuk datang.
baca juga:hari pahlawan, prajurit kodam ii/swj berdoa buat pejuang kemerdekaan
"tidak lama saya menunggu ada laki-laki memanggil saya, dengan cara melambaikan tangan,"ucapnya.
dengan menyodorkan uang pecahan rp.1000 pria itu meminta koran dan lantas pergi tanpa sepatah katapun.
"ketika saya mendekat orang itu memberi uang 1000 dan saya kasih koran tanpa bicara sedikit pun orang itu pergi,"ungkapnya.
awalnya tidak ada yang aneh pada malam itu tapi pada saat menghitung uang korbannya di rumah betapa terkejut ada selembar daun di susunan uang hasil korannya.
baca juga:kuasai pasar di madura, xl axiata selalu jaga kualitas jaringan
"saat itu tidak ada yang aneh tapi pas saya menghitung uang di rumah terselip selembar daun ditumpukan uang koran," lanjutnya.
setelah ia mengingatkan-ingatnya selembar daun itu adalah uang yang di berikan oleh pria yang mengendarai motor di stasiun.
"saya ingat uang itu pemberian dari pria bermotor yang membeli koran di stasiun, karena uang pemberiannya ia masukan disaku depan baju saya,"ucapnya.
betapa terkejutnya ia saat melihat pria yang membeli koran itu mirip dengan koban kecelakaan yang ada di halaman depan koran yang ia jual di edisi hari kamis.
baca juga:taylor's tempati posisi ke-41 dalam peringkat universitas terbaik di asia
"keesokan harinya saya terkejut saat melihat pria yang membeli koran saya semalam sama dengan koban kecelakaan yang ada di halaman depan koran pada hari itu,"ungkapnya.
itulah pengalaman mistis penjual koran harian yang ada di kota lubuklinggau hingga saat ini paryono masih bekerja sebagai pengantar koran hari palembang ekspres.
karena kecintaannya dirinya masih tetap bertahan sebagai bagian penting penyalur surat kabar.