Pelestarian Tradisi Lisan Sumatera Selatan, Kearifan Lokal yang Tergerus di Era Global
Taman Budaya Sriwijaya melakukan pelestarian tradisi lisan Sumatera Selatan sebagai kearifan lokal yang kini terus tergerus di era global-Ist-
Pelestarian tradisi lisan Sumatera Selatan ini juga dilakukan karena beberapa diantaranya sudah tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda.
Sehingga sudah seharusnya semua elemen masyarakat untuk melestarikan tradisi ini agar tetap dilakukan oleh masyarakat secara luas.
“Kami meyakini masih ada keluarga yang menerapkan tradisi lisan, namun jumlahnya sudah tidak banyak lagi sehingga dikenalkan kembali kepada Gen Z,” jelasnya.
BACA JUGA:Bikin Turis Mancanegara Terpana, Ini Sejarah Kain Batik Milik Istri AK Gani di Museum Negeri Sumsel
Namun jika kearifan lokal tidak dilestarikan dikhawatirkan masyarakat tidak mengenal lagi kearifan lokal ini.
“Tradisi ini terus tergerus zaman sehingga ditakutkan akan hilang. Jika tradisi ini tidak lagi dibiasakan maka nasehat dalam bertutur kata ini tidak lagi terdengar, kita khawatir terjadi degradasi moral,” ucapnya.
Sementara itu, Kasi Pengelola Taman Budaya Sriwijaya Mirzal Fadilah mengatakan, kegiatan seminar dilakukan untuk melestarikan tradisi tutur Sumatera Selatan tetap dikenal masyarakat.
Oleh sebab itulah, para peserta dalam kegiatan ini terdiri dari berbagai kalangan mulai dari siswa SMA, mahasiswa, dosen, guru SMA, pelaku seni dan lainnya.
BACA JUGA:10 Jam Tangan Militer Ini Sudah Menjadi Legenda dan Turut Mengawal Sejarah Peradaban Dunia
Dalam seminar kearifan lokal ini juga diawali dengan penampilan monolog dari seniman Sumatera Selatan Edwin Fast.
“Kita juga menghadirkan beberapa narasumber seperti Balai Pelestarian Kebudayaan Sumsel Wilayah VI, alumni Filologi UGM dan UI, pelaku seni di Banyuasin,” jelasnya.