Mahasiswa Unand Ungkap 3 Solusi Atasi Teror Ujaran Kebencian, Garda Terdepan Hadang Konten Negatif
Mahasiswa Unand Ungkap 3 Solusi Atasi Teror Ujaran Kebencian, Garda Terdepan Hadang Konten Negatif--freepik
Adanya ujaran kebencian di Media Sosial yang dilakukan oleh individu ataupun kelompok bertujuan menghasut dan menyulut kebencian terhadap suatu individu maupun kelompok masyarakat, yang didasarkan atas rasa tidak suka, iri, dengki dan lain sebagainya, yang tidak disampaikan secara langsung, namun berbentuk ujaran ataupun fitnah.
Ujaran kebencian ini disampaikan supaya khalayak ramai beranggapan individu atau kelompok yang dituju oleh pelaku ujaran kebencian tidak lagi disenangi oleh khayalak ramai yang menggunakan media sosial.
BACA JUGA:PPDB 2024 Makin Carut Marut, Kata Pengamat Pendidikan Sumsel Itu Lagu Lama yang Selalu Diputar
Hal inilah yang memicu berbagai pertentangan dan juga persengketaan di dalam kehidupan bermasyarakat di media sosial, yang sudah pasti menjadi hal pemecah belah keberlangsungan kehidupan yang aman, damai dan Ber Bhinneka Tunggal Ika di Negara Indonesia.
Solusi dari Adanya Ujaran Kebencian di Media Sosial
Solusi yang pertama yaitu dengan meningkatkan literasi publik di Negara Indonesia.
Dikarenakan di Negara Indonesia sendiri untuk minat baca atau literasinya sangat minim sekali.
BACA JUGA:Hari Ini Pengumuman Hasil SNBT 2024, Kamu Bisa Cek 41 Link Ini
BACA JUGA:Waspada Sulit Diakses! Hari Ini Pengumuman Hasil UTBK SNBT 2024, Cek Jadwal dan Linknya di Sini
Menurut data dari UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%.
Artinya, dari 1.000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca.
Dari hal ini juga dapat disimpulkan minat baca dari masyarakat Indonesia yang harus diperbaiki dan ditata kembali, untuk bisa membaca secara keseluruhan dan baru mengambil kesimpulan dari apa yang dibaca.
Bukan hanya membaca setengah dari berita dan jangan sampai hanya membaca judul saja, tanpa memahami isi dan kandungan di dalam bacaan ataupun berita tesebut.