Habiskan Dana Investasi Senilai Rp1,8 Triliun, Jembatan Ini Jadi Simbol Perjalanan dan Kemerdekaan Indonesia
Habiskan Dana Investasi Senilai Rp1,8 Triliun, Jembatan Ini Jadi Simbol Perjalanan dan Kemerdekaan Indonesia--pu.go.id
KORANPALPRES.COM - Jembatan Youtefa, sebuah megaproyek infrastruktur di Papua, kini berdiri megah sebagai bukti nyata komitmen Indonesia dalam menghubungkan dan mempersatukan negeri.
Dengan menghabiskan dana investasi sebesar Rp1,8 Triliun, pembangunan jembatan ini tidak hanya memperpendek waktu perjalanan dari Kota Jayapura ke perbatasan Skouw menjadi hanya satu jam, tetapi juga membangun simbol kebersamaan dan kemajuan bagi masyarakat Papua dan seluruh Indonesia.
Proyek ini melibatkan kerja sama antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Papua, dan Pemerintah Kota Jayapura, dimulai pada tahun 2015 dan diresmikan pada 28 Oktober 2019 oleh Presiden Joko Widodo.
Dengan total panjang mencapai 11,6 kilometer, Jembatan Youtefa menggambarkan kekuatan teknologi konstruksi dan inovasi dalam infrastruktur modern.
Mengutip dari Wikipedia, berdasarkan data dari Kementerian Keuangan, jembatan ini telah berhasil memotong waktu perjalanan dari Kota Jayapura ke perbatasan Skouw dengan Papua Nugini, dari sebelumnya 1,5 - 2 jam menjadi hanya 30-40 menit.
Di wilayah sekitarnya, seperti Distrik Hamadi dan Muara Tami, waktu perjalanan juga telah dipersingkat drastis, dari 90 menit menjadi hanya 20 menit.
Pengurangan waktu perjalanan yang signifikan ini tidak hanya meningkatkan efisiensi transportasi bagi masyarakat lokal, tetapi juga memberikan dorongan besar terhadap sektor ekonomi, khususnya dalam distribusi hasil-hasil pertanian.
Distrik Muara Tami, yang dikenal sebagai kawasan pertanian subur dengan produksi padi, jagung, kacang tanah, ketela rambat, sayur-sayuran, buah-buahan, dan ternak ayam.
BACA JUGA:Mega Proyek Bendungan Tertinggi di Asia Tenggara Rampung 2024, Nilai Proyek Hampir Rp4 Triliun
Kini dapat mengirimkan hasil pertaniannya ke pasar di Kota Jayapura secara lebih cepat dan efisien.
Ini akan membantu memangkas biaya distribusi dan meningkatkan daya saing produk-produk pertanian Papua di pasar regional.