6 Warisan Budaya Takbenda Terbaru di Sumatera Selatan, Nomor 5 Sering Ditemui di Moment 17 Agustusan
Penerima sertifikat duplikat sertifikat warisan budaya takbenda dari Sumatera Selatan kepada setiap kepala daerah Kabupaten Kota melakukan foto bersama perwakilan PJ Gubernur Sumsel Basyarudin Akhmad (empat dari kiri) dan kepala Disbudpar Sumsel Aufa Sy--Alhadi Farid/Palembang Ekspres
Tulisan ini bertujuan mengkaji bentuk-bentuk perubahan dan kesinambungan (change and continuity) tersebut.
2. Musik Jidur dari Pedamaran
Musik Jidur/Tanjidur yaitu musik Instrumentalia seperti musik orkestra, namun anggotanya lebih sedikit dari musik orkestra, yakni hanya ± 12 orang pemain.
Biasanya seni musik massal ini dipakai untuk mengarak penganten keliling dusun atau kerap dikenal dengan sebutan Berarak.
Musik ini masih eksis hingga sekarang dan bahkan terdapat group yang banyak di Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Bahkan untuk OKI dan sekitarnya banyak menggunakan tanjidor dari Pedamaran.
Mulanya musik tanjidor ini dibuat oleh bangsa penjajah yaitu bangsa Portugis dan dikembangkan di Indonesia.
Sementara di wilayah Sumsel dibuat oleh bangsa Belanda.
BACA JUGA:Gara gara Nikah Siri, Puluhan Pasutri Di 4 Kecamatan OKU Timur Jalani Sidang Isbat Nikah
Berkembang di Pedamaran pada awal abad ke-19 dibuat oleh orang Palembang dan menetap di Desa Cinta Jaya, Pedamaran.
3. Incang-Incang dari OKI
Incang adalah sastra lisan yang menyerupai pantun dan disampaikan dengan irama yang khas.
Incang-incang memiliki ketentuan rima a-b a-b, dua baris pertama sampiran, sedangkan dua baris terakhir merupakan isi.