6 Warisan Budaya Takbenda Terbaru di Sumatera Selatan, Nomor 5 Sering Ditemui di Moment 17 Agustusan
Penerima sertifikat duplikat sertifikat warisan budaya takbenda dari Sumatera Selatan kepada setiap kepala daerah Kabupaten Kota melakukan foto bersama perwakilan PJ Gubernur Sumsel Basyarudin Akhmad (empat dari kiri) dan kepala Disbudpar Sumsel Aufa Sy--Alhadi Farid/Palembang Ekspres
BACA JUGA:5 Tempat Wisata di Bukittinggi yang Wajib Kamu Kunjungi
Para pedagang telok abang biasanya berjajar di Jalan Merdeka, Kota Palembang.
6. Tari Erai-erai dari Lahat
Tari Erai-Erai merupakan tarian yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah etnik Lematang.
Daerah sentra atau asal tarian ini adalah eks marga Gumay Lembak, eks marga Puntang Suka Merapi, eks marga Pasirah IV Manggulyang selanjutnya menyebar ke beberapa daerah yang ada di wilayah Kabupaten Lahat.
BACA JUGA:UIN Raden Fatah Raih Akreditasi Unggul: Sepakat dengan Gaya Kepemimpinan Rektor yang Visioner
Tari Erai-Erai merupakan tari yang mengungkapkan kegembiraan pada saat panen padi.
Disebut tari Erai-Erai karena Erai-Erai artinya serai serumpun yang melambangkan meski bercerai-berai namun tetap satu ikatan.
Tari Erai-Erai populer sejak tahun 1950-an ketika beberapa instrumen musik akustik seperti biola dn akordion mulai merubah wilayah kabupaten Lahat.
Sebelumnya diiringi instrumen musik gambus/perkusi saja.
BACA JUGA:Turunkan Ribuan Paket Sembako Murah di Babat Toman, Ini Harapan Pj Bupati Muba Apriyadi
Syair Tari Erai-Erai yaitu Umak ooh Umak dan Oi Kakang Tulah.
Busana yang dipakai penari dalam membawakan tari Erai-Erai yaitu Baju Kurung Panjang, kain tumpal perahu, pending, anting-aning, serta aksesoris penunjang.
"Setiap tahun kita selalu mengusulkan dan perjuangkan dan meminta masukan dari Kabupaten/Kota mengenai hal itu, hingga adanya sertifikat warisan budaya takbenda," terang Aufa.
Akan adanya banyak pertimbangan dan penilaian hingga bisa mendapatkan sertifikat warisan budaya takbenda.