6 Warisan Budaya Takbenda Terbaru di Sumatera Selatan, Nomor 5 Sering Ditemui di Moment 17 Agustusan
Penerima sertifikat duplikat sertifikat warisan budaya takbenda dari Sumatera Selatan kepada setiap kepala daerah Kabupaten Kota melakukan foto bersama perwakilan PJ Gubernur Sumsel Basyarudin Akhmad (empat dari kiri) dan kepala Disbudpar Sumsel Aufa Sy--Alhadi Farid/Palembang Ekspres
BACA JUGA:Apresiasi Rumah Tahfiz Quran Lembah Serunting, Ini Pesan Pj Walikota Pagaralam
Tetapi adakalanya, dalam satu bait incang-incang merupakan isi semua.
Incang-incang menjadi tradisi masyarakat Pedamaran, baik yang sudah berusia tua, maupun generasi muda, menyatu dalam kegiatan kehidupan.
4. Sedekah Balak dari OKU Timur
Sedekah balak adalah tradisi adat Komering yang merupakan warisan leluhur dan telah ada sejak ratusan tahun yang lalu.
BACA JUGA:Prioritas Pembangunan Infrastruktur Akses Jalan Penghubung Antar Desa, Tepatnya Di Desa Jagabaya
Sedekah Balak dilakukan sebagai bentuk syukur kepada sang pencipta atas karunia rezeki ataupun kesehatan yang dilimpahkan kepada masyarakat Ogan Komering Ulu (OKU) Timur.
Tradisi yang diselenggarakan setiap tanggal 10 Muharram ini adalah tradisi dari Marga Bunga Mayang dan merupakan keturunan komunitas Ras Sekala Berak yang saat ini mendiami Desa Negeri Ratu, Kabupaten OKU Timur.
5. Telok Abang dari Palembang
Telok Abang adalah telur rebus yang cangkangnya diberi warna merah, kemudian ditancapkan pada mainan anak-anak, seperti perahu, pesawat terbang, dan mobil-mobilan.
BACA JUGA:PT Swarna Nusa Sentosa Bayar Lunas Tagihan Kreditur, Pengadilan Segera Cabut PKPU
Mainan-mainan itu sendiri terbuat dari kayu atau gabus.
Telok abang berasal dari bahasa Palembang, ‘telok’ berarti telur sedangkan ‘abang’ bermakna warna merah.
Jadi, telok abang berarti telur yang berwarna merah, sesuai dengan bentuk kuliner tersebut.
Tradisi telok abang hanya muncul di Palembang setahun sekali, yakni bersamaan dengan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI).