Petani Lahat Kaya Mendadak! Harga Kopi dan Cengkeh Melonjak Gila-gilaan, Ini Harganya

PETIK CENGKEH : Tampak warga Desa Lawang Agung, Kecamatan Mulak Ulu sedang memetik rempah cengkeh-Bernat/koranpalpres.com-

LAHAT, KORANPALPRES.COM - Pekebun kopi di Kabupaten Lahat kini begitu sumbringah, pasalnya harga jual dari tanaman anti mengantuk ini kisaran Rp 60.000 hingga Rp 70.000 perkilonya.

Nah, rempah paling terkenal di Indonesia satu ini tidak mau kalah mahalnya, yakni cengkeh dihargai mencapai Rp 120.000 perkilogramnya.

"Alhamdulillah, bukan hanya harga kopi saja yang mahal tetapi cengkeh pun ikutan mengalami kenaikan cukup signifikan," sebut Tri salah satu petani cengkeh asal Desa Lawang Agung, Kecamatan Mulak Ulu, Ahad 14 Juli 2024.

Memang, sambung dia, untuk pemasaran rempah ini hanya pada tempat tertentu saja, dirinya sekali panen dapat menghasilkan hingga 4 Kg.

BACA JUGA:Ikut Pecahkan Rekor MURI Minum Kopi Serentak, Kabupaten Lahat Kecipratan 2 Rezeki Tak Terduga, Kok Bisa?

BACA JUGA:Disbun Kabupaten Lahat Terus Jaga Cita Rasa dan Kualitas Biji Kopi, Pekebun Wajib Lakukan Ini!

"Cara penjemurannya cukup 3 hari saja hingga berwarna hitam kecoklatan, akan tetapi perlu diperhatikan adalah jangan sampai cengkeh tersebut tumbuh putik bunga," jelas dirinya.

Kalau hal tersebut sampai terjadi maka cipta rasa serta bentuknya tidak lagi sempurna. Sehingga menyebabkan harga jualnya pun jatuh bahkan ada produsen enggan membelinya.

"Paling tidak, ketika buah cengkehnya sudah berwarna kuning kemerah-merahan atau mendekati orange, segera dipetik dan langsung dijemur dibawah terik sinar matahari," ulas Tri.

Ia mengemukakan, untuk tanaman cengkeh ini sendiri di kebun ada sekitar 6 batang, yang musimnya setahun sekali belum lagi masyarakat disini sangat jarang membudidayakan rempah tersebut.

BACA JUGA:20 Siswa Baru SMPN 2 Lahat Raih Penghargaan, MPLS Berlangsung Spektakuler

BACA JUGA:Tingkatkan Pelayanan Publik, MPP Plaza Tepian Ayek Lematang akan Direhab, Ini Kata Pj Bupati Lahat

"Bahkan tangkainya sendiri bisa laku dijual kisaran Rp 2.500 perkilonya, tentu saja ini akan membuat pekebun disini tambah senang dan bahagia," pungkasnya.

Senada, Pakde Pun pekebun lainnya menututkan, dirinya berkebun menggunakan sistem tumpang sari, yang mana, ada kopi, cengkeh, durian bahkan karet memang terpisah ditanamnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan