Jelang HUT Ke 79 RI, BPIP Bagi-Bagi Duplikat Bendera Pusaka ke Kepala Daerah Se-Indonesia, ini Sejarahnya!
Pj Sekda Sumsel Edward Candra (kanan) menerima Duplikat Bendera Pusaka HUT ke-79 RI dari Kepala BPIP Yudian Wahyudi.--Humas Pemprov Sumsel for koranpalpres.com
Yudian menjelaskan, hal tersebut merupakan amanat dari Peraturan Presiden Nomor 51 Tahun 2022 tentang Program Pasukan Pengibar Bendera Pusaka Pasal 8 ayat (1) sampai (3).
Peraturan Presiden tersebut menyatakan dengan jelas bahwa badan yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pembinaan ideologi Pancasila.
BACA JUGA:Peringatan HUT RI ke-79 di IKN, Begini Persiapan yang Dilakukan Istana
BACA JUGA:Bak Anggota Paskibraka, Ibu-ibu PKK Desa Patikal Baru Lahat Asah Teknik Baris Berbaris, Ini Buktinya
Dalam hal ini BPIP RI, mendistribusikan Duplikat Bendera Pusaka kepada Pemerintah Pusat, pemerintah daerah, dan perwakilan Republik Indonesia di luar negeri serta lembaga lainnya.
“Bendera ini diwajibkan untuk dipakai setiap 17 Agustus hingga tahun berikutnya serta dipelihara dan dijaga,” tukas Yudian.
Sementara itu, Pj Sekda Sumatera Selatan Edward Candra menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada BPIP.
Dia berterima kasih lantaran karena Sumatera Selatan mendapatkan kesempatan menerima Duplikat Bendera Pusaka di tingkat pusat.
BACA JUGA:SELAMAT! 2 Siswa Lahat Cetak Sejarah di Paskibraka Provinsi Sumsel, Ini Kata Pj Bupati
BACA JUGA:70 Siswa Calon Paskibra Kota Pagaralam Akan Ikuti Pendidikan dan Pelatihan Ketat
“Kita, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mengucapkan terima kasih telah diberi kepercayaan menerima Duplikat Bendera Pusaka yang membawa semangat kemerdekaan,” pungkas Edward.
Mengutip setneg.go.id, keberadaan bendera pusaka Merah Putih berawal dari Ibu Fatmawati, Ibu Negara Republik Indonesia pertama.
Dalam buku kumpulan catatan kecilnya yang berjudul “Catatan Kecil Bersama Bung Karno”, Bagian 1, terbitan PT Delta Rohita, pada tahun 1978.
Ibu Fatmawati menjelaskan, kain untuk Bendera Pusaka adalah pemberian Pimpinan Barisan Propaganda Jepang, Hitoshi Shimizu melalui pemuda bernama Chairul Basri.