Mahasiswi Indralaya Konsumsi 16 Butir Pil Aborsi, Pilih Mati Ketimbang Janin Hidup

Ketua RT 10 Lk 5, Kelurahan Timbangan, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir M Imron Suandi ungkap percakapan dengan pacar mahasiswi aborsi.--Muhammad Wijdan palpres.bacakoran.co

PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Naudzubillah, mungkin kata-kata inilah yang terucap di bibir kita ketika mendengar mahasiswa Indralaya yang meninggal akibat mengkonsumsi 16 butir pil aborsi.

Tak hanya mengkonsumsi pil aborsi 16 butir, mahasiswi Indralaya yang meninggal aborsi memilih mati ketimbang janinnya keluar hidup-hidup.

Hal ini terkuak saat Palembang Ekspres mewawancarai Ketua RT 10 Lk 5, Kelurahan Timbangan, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir, M Imron Suandi (33) tempat di mana korban RF dan pacarnya, DPN (kini berstatus tersangka) tinggal mengekos.

Menurut M Imron, ini hasil dirinya saat ikut olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) bersama pihak Polres Ogan Ilir, dan hasil percakapannya bersama DPN yang ikut olah TKP dengan tangan diborgol.

BACA JUGA:Polres Ogan Ilir Amankan Pacar Mahasiswi Diduga Meninggal Aborsi

"Pertama mereka mencoba menggunakan obat penggugur kandungan itu, beli obat di online, dari keterangan DPN, 16 butir pil aborsi diminum dan dimasukkan di alat kelamin RF," ungkapnya.

Ini katanya, dikonsumsi pada hari Kamis 16 November 2023, hingga RF mengalami sakit di bagian perutnya.

"Siangnya mengalami pendarahan hebat, janin ingin keluar, diambil oleh DPN, dibuang ke kloset dan disiram dengan air. Ini keterangan langsung dari DPN kepada saya," terangnya.

Merasa penasaran, Imron kembali bertanya pada DPN atau pacar mahasiswi aborsi, kenapa DPN berbuat sesat seperti ini.

BACA JUGA:Seram! Mahasiswi di Indralaya Meninggal Gara-gara Lakukan Hal Ini, Yuk Lihat

"Dijawabnya, dia siap bertanggungjawab, tapi ceweknya ngomong, aku lebih baik mati daripada janin ini keluar atau hidup," paparnya.

Lebih lanjut Imron mengaku tidak terlalu kenal dengan DPN, apalagi RF yang baru lebih kurang 3 bulan pindah ke RT-nya.

"DPN orangnya kurang bergaul, bukan kaya mahasiswa yang lain yang sering  nongkrong, apalagi RF, tidak pernah lihat saya. Yang pasti baik DPN maupun RF tidak laporan masuk sini," bebernya.

Dia menambahkan, pihaknya selalu melakukan patroli dan sering lihat laki-laki masukan perempuan dan begitu juga sebaliknya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan