https://palpres.bacakoran.co/

Mengenal Makna Sakral dalam Prosesi Pernikahan Adat Palembang, Dari Madik Hingga Munggah

Prosesi pernikahan adat Palembang sarat dengan makna sakral karena memiliki nilai luhur dan filosofi masyarakat Palembang--yt/Mang Dayat

PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Setiap tahap prosesi, dari awal hingga akhir, memiliki tujuan dan simbolisme yang mendalam, menggambarkan nilai-nilai luhur dan filosofi masyarakat Palembang.

Pernikahan merupakan momen sakral yang dirayakan dengan penuh suka cita di berbagai budaya.  Di Palembang, tradisi pernikahan adatnya sarat dengan makna dan keindahan yang memikat.  

1. Madik

Perwakilan keluarga calon pengantin pria berkunjung ke rumah calon pengantin perempuan membawa tenong atau songket berbentuk bulat dari anyaman bambu sebagai tanda kesopanan.

BACA JUGA:Mengenal Pesona Objek Wisata Sungai Musi yang ikonik di Palembang!

BACA JUGA:7 Wisata Kuliner Palembang Lezat dan Legendaris, Cita Rasanya Menggugah Selera!

Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi dan penilaian awal tentang calon pengantin perempuan dan keluarganya.

2. Menyengguk

Setelah Madik, tahap ini melambangkan pengikatan atau "memasang pagar" untuk calon pengantin perempuan.

Keluarga calon pengantin pria mengirimkan utusan membawa tenong/sangkek berisi makanan seperti telur, mentega, dan terigu.  

BACA JUGA:Kue Lumpang Khas Palembang: Warisan Kuliner dengan Ragam Varian Rasa, Begini Cara Buatnya!

BACA JUGA:7 Wisata Kuliner Legendaris di Palembang, Rasa Otentik, Harga Affordable, Cocok Dikunjungi Bareng Keluarga

Tenong dianggap sebagai simbol pengikat agar calon pengantin perempuan tidak diambil oleh laki-laki lain.

Tujuannya adalah untuk menunjukkan keseriusan keluarga calon pengantin pria dan untuk meminta izin untuk melanjutkan prosesi pernikahan. Namun, tradisi ini semakin jarang dilakukan di era modern.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan