Website Pusako Melayu Sumsel Dilaunching, Respon Sultan Palembang Bikin Pegiat Naskah Kuno Semakin Bersemangat
Sultan Palembang Darussalam SMB IV Jayo Wikramo RM Fauwaz Diradja (empat dari kiri) menghadiri Launching dan Sosialisasi Website Pusako Melayu Sumsel atau Pustaka Digital Naskah Kuno Melayu Sumatera Selatan.--kesultanan palembang darussalam for koranpalpres.com
Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Dr Oman Faturahman MHum, Ketua Umum Masyarakat Penaskahan Nusantara Dr Munawar Kholil Mhum.
Berikutnya, Ketua Masyarakat Penaskahan Nusantara Komisariat Sumsel sekaligus penerima manfaat Dana Indonesiana Dr Nyimas Umi Kalsum MHum.
Nafa Rahmadani yang melaporkan hasil kegiatan menjelaskan, kegiatan ini sebagai langkah sosialisasi dan launching website Pusako Melayu Sumsel atau Pustaka Digital Naskah Kuno Melayu Sumatera Selatan.
Di mana website ini diusung langsung oleh Dr Nyimas Umi Kalsum MHum didukung program Dana Indonesiana kategori penciptaan karya kreatif dan inovatif tahun 2024.
“Rangkaian kegiatan hari ini berupa sosialisasi website dan bincang-bincang terkait dengan tujuan kebudayaan khususnya pelestarian naskah-naskah kuno,” jelasnya.
Kegiatan ini sambung Nafa diketuai Dr Nyimas Umi Kalsum beserta tim di mana Umi mengusung dan mendesain domain khusus serta menjadikan website ini database naskah kuno Melayu khusus Sumsel.
BACA JUGA:Hadiri Pelantikan Perjakep Sumsel, SMB IV Ingatkan ‘Akar Budaya Palembang itu dari Jawa dan Melayu’
Kegiatan ini juga dilakukan sebagai upaya inventarisasi dan indentifikasi naskah di beberapa tempat yaitu di Perpusnas RI, Arsip Nasional Indonesia.
“Kita melakukan digitalisasi secara mandiri juga di kota Palembang selama 14 hari dan terakhir di kabupaten Muara Enim kita lakukan digitalisasi secara mandiri selama 4 hari,” timpal Dr Nyimas Umi Kalsum.
“Dan naskah yang sudah pihaknya kumpulkan dan digitalisasi mandiri lebih dari 50 naskah,” sambung dia.
Hasil digitalisasi dan inventarisasi ini nantinya akan menjadi output dan hasil yang akan dimasukkan dalam website milik pihaknya di mana untuk mempermudah akses para peneliti, akademisi , mahasiswa dan seluruh masyarakat yang konsen dengan naskah kuno.
BACA JUGA:Jelajah Sejarah Melayu, ini 4 Agenda Napak Tilas Budaya MABMI Babel di Palembang