Disbud Kota Palembang Ajak 200 Orang ke JKPI Award di Banjarmasin, Tarech Rasyid: Seniman Hanya Jadi Penonton?
Disbud Kota Palembang ajak 200 orang ke JKPI Award di Banjarmasin bikin curiga kalangan seniman termasuk Tarech Rasyid.--kolase koranpalpres.com
Kritikan serupa disampaikan pengamat sosial budaya Sumatera Selatan Dr Tarech Rasyid MSi.
Mantan rektor Universitas IBA ini mengemukakan sikap diam-diam dan tidak transparan seperti itu sudah biasa dilakukan sejak zaman Orde Baru.
BACA JUGA:Bukan Sembarang Ziarah! KOPZIPS Datangi Makam 4 Seniman Terkenal di Palembang
Pasalnya menurut dia dalam kepergian ke Banjarmasin memenuhi undangan JKPI, dikhawatirkan ada hal-hal yang disembunyikan sehingga tidak diketahui alokasi besaran anggarannya.
"Menurut saya ini tidak transparan,” kritiknya.
Sejatinya sambung Tarech, persoalan yang berkaitan seni dan budaya melibatkan dan memang tanggung jawab seniman.
“Kok ini malah tidak melibatkan dan dibersamai seniman dan budayawan, sehingga wajar kalau menimbulkan kecurigaan," ucapnya.
BACA JUGA:Gunakan Dana Swadaya, Ada Besanjo Seniman di Gedung Kesenian Palembang
Tarech yang juga seniman teater itu menilai, ada hal-hal yang perlu dijelaskan dengan penggunaan anggaran yang tidak melibatkan pihak-pihak yang berkompeten (seniman dan budayawan).
Jika perilaku tidak transparan itu terus dilakukan sejak zaman Orba dulu, timpal Tarech, masyarakat akan mencurigai kebijakan penggunaan anggaran tersebut.
Masih kata Tarech, sudah saatnya pemerintah terbuka dalam penggunaan anggaran bagi 200 orang yang ikut ke acara JKPI Award di Banjarmasin.
Namun ini justru para seniman dan budayawan kota ini hanya menjadi penonton ketika 200 orang dalam rombongan ke JKPI Award berangkat.
BACA JUGA:Daftarkan Karya Kreatif HAKI, Ini Syarat Bagi Seniman Budayawan dan Pelaku Usaha