Masyarakat Merapi Timur Kepincut Budidaya Kelapa Sawit, Ini Solusi yang Ditawarkan Kadisbun Lahat
Sekretaris Disbun Lahat, Aryanti SSos memberikan arahan kepada warga Merapi Timur, Kamis 9 November 2023.--disbun lahat for palpres.bacakoran.co
LAHAT - Kecamatan Merapi Area yang terdiri dari, Merapi Barat, Timur dan Selatan ini lebih cenderung terhadap sektor perkebunan kopi, kelapa sawit dan karet.
Hanya saja, khusus Merapi Timur, dominan usulan dari masyarakat menginginkan bantuan sekaligus pengelolaan benih penghasil minyak goreng.
Mengingat harga jual pabrikannya yang cukup signifikan.
"Betul, memang narasumber tetap menyampaikan sosialisasi mengenai tumbuhan karet, kopi dan sawit, kendati di areal sini merupakan kawasan pertambangan batubara," sebut Kepala Dinas Perkebunan (Kadisbun) Lahat, Vivi Anggraeni di sela sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan dalam rangka Pengembangan Komoditi Budidaya Tanaman Perkebunan di Kecamatan Merapi Timur, Kamis (9/11/2023).
BACA JUGA:Walau Harganya Fluktuatif, Pekebun Kikim Tengah Lahat Setia Tanam Kelapa Sawit dan Karet
Terlebih lagi, sambung dia, saat ini mayoritas kebun-kebun karet sebagian telah dieksploitasi oleh perusahaan tambang.
Sehingga lahan-lahan pun mulai berkurang akibat aktifitas penambangan.
"Untuk itulah, kami tetap memberikan yang terbaik sehingga warga dapat melakukan bercocok tanam budidaya sawit bahkan kopi dan karet," ungkapnya.
Selanjutnya terkait budidaya kelapa sawit, Vivi menerangkan, kelapa sawit atau dengan nama latinnya Elaeis Guineensis, penghasil minyak makanan, industri maupun bahan bakar nabati (biodiesel).
BACA JUGA:Mayoritas Pekebun di Kikim Selatan Lahat Pilih Karet dan Kelapa Sawit, Ini Saran Vivi Anggraeni
Yang mana, pada tahun 2009 menempatkan Indonesia pada posisi pertama produsen sawit dunia.
Pembibitan benih kelapa sawit di bagi menjadi dua tahap, awal atau pre Nursery dan utama atau Main Nursery.
Selain itu, memelihara leguminosa (kacang-kacangan) sebagai bahan tanaman penutup berguna sebagai sumber nutrisi untuk tanah, melindungi dari erosi, memperbaiki kondisi fisik tanah dan membantu mengontrol gulma.
Kemudian untuk pemupukannya sendiri, sambung Vivi, menggunakan pupuk anorganik terdaftar pada departemen pertanian (Deptan) serta organik.