https://palpres.bacakoran.co/

Di Depan Mahasiswa FAHUM UIN Raden Fatah, Dosen Ilmu Budaya UGM Sentil Kebebasan Berpendapat di Era Digital

Dosen Ilmu Budaya UGM Muhammad Zamzam Fauzanafi (dua dari kanan) menjadi dosen tamu di Fakultas Adab dan Humanioran UIN Raden Fatah Palembang.--fahum uin rf for koranpalpres.com

"Saat ini, antara kritik dan penghujatan sering kali bercampur baur dimana orang yang mencoba menyampaikan kritik bisa dianggap menghina, dan UU ini justru lebih banyak digunakan untuk menekan kritik daripada mengatur perilaku yang baik di internet," singgungnya lagi.

Dr. Zamzam juga menyoroti kesulitan dalam menggunakan piranti hukum untuk menciptakan masyarakat yang tertib. 

BACA JUGA:Green Campus! Mahasiswa Baru Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah Palembang Tanam Ratusan Bibit Pohon

BACA JUGA:Siap-Siap Skripsian! 201 Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah Magang di 43 Institusi

Dia mengusulkan bahwa solusinya bukan terletak pada hukum, melainkan pada pengembangan literasi digital. 

“Yang paling bisa dilakukan, itupun tidak akan menyeluruh, apa yang disebut sebagai literasi digital, itu harus diajarkan sejak kecil dari sejak TK, SD," cetusnya. 

Menurut dia, literasi digital bukan hanya bertindak secara beradab dan mengikuti norma dalam beraktivitas di dalam digital.

Melainkan juga ikut memahami konsekuensi apa yang mengancam dia sendiri, misalnya soal privasi, pengambilan data.

BACA JUGA:8 Ide Bisnis Menjanjikan di Tengah Era Digital, Tak Ribet, Untung Mantap!

BACA JUGA:Keterampilan Abad 21: Mempersiapkan Generasi Masa Depan Dalam Era Digital Pada Peserta Didik

Dia menilai pendekatan yang ada saat ini, seperti program yang dijalankan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) belum sepenuhnya efektif. 

“Sudah dibuat modul namun tidak pernah dipakai untuk di pangajaran dan yang terjadi adalah literasi digital Kominfo sekarang dijadikan seperti seminar, yang ngomong ahli digital dan para pejabat ikut ngomong,” cetus dia.

Selanjutnya, Dr. Zamzam menyoroti Festival Literasi Digital di Yogyakarta dan Indonesia umumnya, yang menurut dia lebih berfokus pada pertunjukan musik ketimbang edukasi. 

"Festival ini seharusnya menjadi wadah untuk meningkatkan pemahaman tentang literasi digital, tetapi kenyataannya diisi lebih banyak oleh pertunjukan band," ujarnya.

BACA JUGA:Pilkada Serentak, Kata Mahasiswa S3 UIN Raden Fatah Jadi Ajang Pergulatan Sang Pemimpin dan Sang Pemimpi

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan