Mahasiswa Universitas Andalas Sebut Pengaruh Baik Politik Identitas dalam Budaya Perpolitikan di Pemilu 2024
Artikel berjudul “Pengaruh Praktik Politik Identitas dalam Budaya Politik di Pemilu 2024” ini ditulis oleh Antonio Gilberth Ogilvie Niron, Mahasiswa Ilmu Politik, Universitas Andalas (Unand), Padang, Sumatera Barat.--kolase koranpalpres.com
Salah satu contoh yang dilihat dari politik identitas di Indonesia mayoritas masyarakatnya beragama Islam yang dimana bahwa pemimpin harus beragama Islam.
Memang benar dalam agama diajarkan demikian namun hal tersebut sering pakai oleh politisi untuk memanfaatkan kyai, ustadz, dan santri sehingga dianggap tidak benar yang dilakukan politisi tersebut.
BACA JUGA:Kapolres Lahat Gelar FGD, Ajak Semua Pihak Ciptakan Pemilu 2024 yang Damai di Kikim Timur
BACA JUGA: Caleg Terpilih Pemilu 2024 Masih Ada yang Belum Lapor LHKPN
Contoh kongkrit saat pilkada 2017 di mana politik identitas Islam dapat membuat kekalahan calon gubernur Basuki Tjahaja Purnama yang saat itu masyarakat menyukai dan puas terhadap dirinya.
Contoh tersebut membuktikan bahwa politik identitas dapat mempengaruhi suatu pilkada 2017.
Politik yang membawakan suatu etnis maupun agama sangat disayangkan untuk digunakan pada saat menjelang pemilu dikarenakan di Indonesia yang memiliki beraneka ragam sehingga memunculkan sikap etnosentrisme.
Pemilu 2024 yang dilaksanakan di Indonesia berharap agar suatu pemimpin dapat mementingkan kepentingan negara bersama dan tujuan negara terlaksanakan.
BACA JUGA:ARTIKEL: Strategi Marketing Mix dalam Pemilu 2024
BACA JUGA:Ada Patroli Malam Menghadapi Pemilu 2024, Personil Kodim Kerinci Menjaga Situasi Keamanan Kondusif
Jika suatu pemimpin mementingkan kelompok ia saja maka negara ini akan hancur dan terpecah belah maka yang seharusnya dilakukan tidak mendepankan politik identitas.
Politik identitas juga jika terjadi pada saat pemilu 2024 akan mewujudkan ancaman bagi keutuhan NKRI.
Hal ini sangat disayangkan apa lagi saat ini terjadinya kasus seperti kelompok-kelompok separatisme yang ada di Indonesia dapat memungkinkan melakukan pemberontakan jika sesuatu kelompok mereka mendominasi.
Bukan hanya kelompok separatisme saja tetapi politik identitas yang membawakan unsur agama juga dapat merubahnya suatu ideologi negara dan membuat hilangnya negara Indonesia.
BACA JUGA:MK Putuskan Batas Usia Minimal Capres dan Cawapres pada Pemilu 2024