Ratu Dewa-Prima Salam Berpotensi Menang Pilkada Palembang, LKPI Sebut Alasan RDPS Unggul di Mata Pemilih
Direktur eksekutif LKPI, Arianto saat memaparkan hasil survei teranyar Lembaga Kajian Publik Independen (LKPI) di Hotel Santika Palembang, Sabtu 19 Oktober 2024--
BACA JUGA:Ratu Dewa-Prima Salam Dapat Nomor Urut 2 di Pilkada Palembang, Ini Makna Bagi Paslon RDPS
Popularitas paslon RDPS (97 %) dan akseptabilitas (96 %).
Sedangkan Fitri-Nandri popularitas (94 %) dan akseptabilitas (77 %), kemudian Yudha-Bahar popularitas (73 %) dan akseptabilitas (72 %).
Terlihat, modal utama RDPS dari popularitas dan akseptabilitas sudah unggul. Sangat mustahil pemilih akan menjatuhkan pilihannya pada popularitas yang kecil terlebih lagi popularitas yang tidak berbanding lurus dengan akseptabilitas.
Semua paslon dipastikan kedepan akan terus bersosialisas jadi kami prediksi tidak akan ada terjadi lompatan elektabilitas yang luar biasa.
BACA JUGA:Deklarasi Dihadiri Ribuan Massa, Sahabat Bintang 9 Siap Menangkan RDPS di Pilkada
BACA JUGA:Warga Ogan Baru Kertapati Palembang Sambut Hangat Kehadiran RDPS di Acara Tebus Murah Beras
“RDPS minimal akan mempertahankan ritme elektabilitasnya bahkan meningkatkan intensitas sosialisasi sedangkan Fitri-Nandri dan Yudha-Bahar akan terus bersosialisasi,” pungkas mantan auditor survei capres partai Demokrat ini dengan lantang.
Sebagai informasi survei LKPI dari 10-17 Oktober 2024 menggunakan sampel 1.000 responden yang tersebar di seluruh kelurahan dan kecamatan di kota Palembang secara proporsional.
Jumlah sampel tersebut memiliki toleransi kesalahan dugaan (margin of error) +/- 3,1% pada selang kepercayaan 95%.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara tatap muka dengan responden dengan menggunakan instrumen kuesioner.
BACA JUGA:Peduli Sesama, Dewi Sastrani Ratu Dewa Bantu Teman Sekolah yang Berjuang Melawan Kanker
BACA JUGA:Jalankan Kontestasi Jujur dan Transparan di Pilkada, Prima Salam Tegaskan RDPS Anti Black Campaign
Kemudian, kendali mutu survei dilaksanakan dengan memakai pewawancara lapangan minimal mahasiswa tingkat akhir dan mendapatkan pelatihan (workshop) di setiap pelaksanaan survei.
Wawancara dikontrol secara sistematis oleh koordinator wilayah dan asisten dengan melakukan cek ulang di lapangan (spotcheck) untuk menjamin akurasi data yang diperlukan.