Presiden Jokowi Dorong Peningkatan Sinergi KSSK Respons Perubahan Cepat Global
Presiden dalam sambutannya saat menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (BI) Tahun 2023, di Grha Bhasvara Icchana, Kantor Pusat BI, Jakarta, Rabu (29/11/2023)-Sekretariat Kabinet Republik Indonesia-
Karena kalau sudah yang namanya perang ini ganggunya ke mana-mana.
Gangguan rantai pasok global, lonjakan harga pangan, lonjakan harga energi, semuanya akan terdampak semuanya,” jelasnya.
BACA JUGA:Resmi! Maruli Simanjuntak di Lantik Menjadi KSAD oleh Presiden Jokowi
Selain situasi tersebut, dunia juga saat ini merasakan langsung dampak perubahan iklim, terutama pada situasi pangan di Indonesia.
Pemanasan global telah membuat produksi pangan Indonesia menurun, ditambah dengan pembatasan ekspor pangan dari 22 negara.
Di tengah berbagai tantangan tersebut, Presiden Jokowi bersyukur bahwa ekonomi Indonesia masih tumbuh dan stabil di kisaran 5 persen, serta inflasi yang cenderung stabil pada kisaran 2,6 persen.
Sebagai perbandingan, Presiden Jokowi menyebut pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara, antara lain, Malaysia 3,3 persen, AS 2,9 persen, Republik Korea 1,4 persen, dan Uni Eropa 0,1 persen.
“Artinya apa? Kita harus optimistis, tetapi tetap harus waspada, tetap harus hati-hati. Waspada pada perubahan yang super cepat, perubahan terhadap disrupsi teknologi yang juga super cepat.
Memang kita harus prudent dalam melangkah, tetapi juga jangan terlalu hati-hati.
Kredit terlalu hati-hati, semuanya terlalu hati-hati, akibatnya kering perputaran di sektor riil,” ucapnya.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam acara tersebut yaitu Gubernur BI Perry Warjiyo, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, dan Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar.*