Desa-Desa Ini Usung Konsep Pariwisata Berkelanjutan, No 3 Menghasilkan Rp 14 M Pertahunnya
Pariwisata berkelanjutan merupakan pariwisata yang mempertimbangkan dampak lingkungan.--kemenparekraf.co.id
BACA JUGA:Intip 10 Wisata di Kudus, Nikmati Indahnya Pemandangan!
Desa wisata Yenissar tergolong desa wisata dengan konsep pariwisata berkelanjutan dari kategori perlindungan lingkungan.
Daya tarik desa wisata ini adalah keseharian masyarakatnya yang dekat dengan alam. Di desa Yenissari kita bisa mencoba membajak sawah, menanam padi, memancing bahkan membuat tempe.
3. Desa Ponggok (Klaten)
Potensi alam Desa Ponggok berasal dari lima sumber. Dulu, air yang melimpah hanya digunakan untuk mengairi sawah dan perkebunan.
BACA JUGA:8 Wisata Bahari Lamongan, No 6 Ada Pantai Brondong Loh
Namun kini masyarakat memanfaatkan sumber air tersebut sebagai objek wisata. Destinasi andalan desa Ponggok adalah Umbul Ponggok yang sempat viral beberapa tahun lalu.
Di sini wisatawan bisa berenang, snorkeling, berlatih menyelam, dan berfoto selfie di bawah air.
Selain Umbul Ponggok, masih ada 4 sumber mata air lagi yang juga menarik untuk dikunjungi yaitu Umbul Besuki, Umbul Sigedang, Umbul Kapilaler dan Umbul Cokro.
Menariknya, dengan memanfaatkan potensi alam yang dimiliki, Desa Ponggok menjadi salah satu desa terkaya di Indonesia dengan pendapatan tahunan sebesar Rp14 miliar.
4. Desa Kete Kesu (Toraja)
Kete Kesu merupakan kota tradisional yang mengusung konsep pariwisata berkelanjutan dalam kategori melestarikan masyarakat dan budaya para tamunya.
Daya tarik wisata desa Kete Kesu yang paling ikonik adalah upacara adat Rambu Solo dan makam batu yang diperkirakan berusia 500 tahun.
Selain itu, wisatawan juga bisa melihat rumah-rumah adat Tongkona yang berjejer rapi di desa Kete Kesu. Rumah adat ini konon berusia lebih dari 300 tahun.