Menurut BMKG Puncak Musim Hujan Diprediksi Terjadi November 2024 -Februari 2025
Puncak musim hujan periode 2024/2025 antara November 2024 -Februari 2025-okelihat-
Selanjutnya Guswanto mengatakan, beberapa fenomena atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), Gelombang Rossby, dan Gelombang Kelvin juga sedang aktif.
Ia menyebut fenomena ini dapat meningkatkan potensi cuaca ekstrem dalam beberapa pekan ke depan. Akan ada banyak hujan lebat disertai kilat atau petir serta angin kencang.
BACA JUGA:Fenomena Hujan di Musim Kemarau, Pertanda Apa Ini? Begini Penjelasan BMKG
BACA JUGA:Es Batu Sulit Cair, Inilah 5 Kota Terdingin di Indonesia Menurut BMKG
BMKG sendiri secara resmi telah mengimbau masyarakat agar selalu meningkatkan kewaspadaan serta dapat melakukan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi.
Kepala BMKG Dwikorita juga mengimbau masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem selama periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru) ini.
Dwikorita dalam keterangannya melalui laman BMKG di Jakarta, mengatakan kondisi tersebut dipicu oleh sejumlah faktor pemicu peningkatan curah hujan.
Di samping itu, ujar Dwikorita, ada pula dinamika atmosfer lain yang diprediksi pada periode Nataru tahun ini aktif bersamaan, seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan Cold Surge yang bergerak dari daratan Asia (Siberia) menuju wilayah barat Indonesia.
BACA JUGA:Warga Palembang Mulai Merasakan Kabut Asap, BMKG Ingatkan Musim Kemarau Kering
BACA JUGA:Fenomena Hujan di Musim Kemarau, Pertanda Apa Ini? Begini Penjelasan BMKG
"Situasi tersebut punya potensi menambah intensitas dan volume curah hujan di berbagai wilayah Indonesia," sambung dia.
Laman resmi BMKG juga merilis pernyataan bahwa uncak musim hujan akan banyak terjadi pada bulan November hingga Desember 2024 di wilayah Indonesia bagian barat dan bulan Januari hingga Februari 2025 untuk wilayah Indonesia timur.
Puncak musim tersebut akan SAMA hingga MAJU (lebih awal) jika dibandingkan dengan kondisi kebiasaanya.
Durasi musim hujan di berbagai wilayah akan bervariasi, mulai dari 6 dasarian (2 bulan) hingga 33 dasarian (11 bulan).
BACA JUGA:BMKG Prediksi 3 Provinsi di Indonesia Ini Hujan Ekstrem, Sumsel Termasuk?