Ekosistem Tapir di Pasaman Barat Terancam! Mahasiswa Universitas Andalas Tawarkan Solusi Jitu
Kehadiran tapir (Tapirus indicus) yang semakin sering ditemukan di pemukiman warga Pasaman Barat bukan hanya sekadar fenomena alam.--diskominfo pasbar
Dalam pencarian ini, mereka sering kali berakhir di area pemukiman manusia, yang tidak hanya membahayakan mereka tetapi juga menciptakan ketegangan antara satwa dan masyarakat.
Deforestasi tidak hanya mengancam keberadaan tapir tetapi juga mengganggu keseimbangan ekosistem secara keseluruhan.
BACA JUGA:Mahasiswa Universitas Andalas Dukung Pemberantasan Korupsi untuk Mencapai Indonesia Emas 2045
Dengan hilangnya pohon-pohon besar dan vegetasi yang beragam, banyak spesies lain juga kehilangan tempat tinggal dan sumber makanan mereka.
Perburuan dan Ancaman Lainnya
Selain kehilangan habitat, perburuan ilegal juga menjadi ancaman serius bagi populasi tapir.
Aktivitas perburuan yang tidak terkendali membuat mereka semakin terdesak untuk mencari tempat yang lebih aman.
BACA JUGA:Apakah Indonesia Sudah Aman dari Korupsi? Ini Kata Mahasiswa Universitas Andalas
Ketika satwa liar merasa terancam, mereka cenderung mencari makanan di area yang lebih dekat dengan manusia, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya konflik.
Kita harus menyadari bahwa tindakan perburuan tidak hanya merugikan satwa itu sendiri tetapi juga mengganggu keseimbangan ekosistem.
Setiap spesies memiliki peran penting dalam rantai makanan; kehilangan satu spesies dapat memicu efek domino yang merugikan bagi seluruh ekosistem.
Oleh karena itu, melindungi tapir berarti melindungi jaringan kehidupan yang lebih luas.