Tingkatkan Perekonomian Masyarakat, Pemkab Lahat Beri Kontribusi kepada Petani Kopi

Reporter: Bernat |

Editor: M Iqbal |

Selasa , 21 Jan 2025 - 22:45

Kepala Disbun Kabupaten Lahat Vivi Anggraeni mengecek kopi milik pekebun setempat.--koranpalpres.com

LAHAT, KORANPALPRES.COM - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lahat melalui Dinas Perkebunan (Disbun) setempat terus memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian masyarakat, salah satunya dari sektor perkebunan kopi.

Di mana luas areal perkebunan kopi di Kabupaten Lahat saat ini seluas 54.441 hektar.

Dengan jumlah produksi 21.601 ton, rata-rata produksi 500 sampai dengan 700 kilo per hektar.

"Kegiatan ini bertujuan meningkatkan produktivitas tanaman kopi, melalui peremajaan tanaman dan memberdayakan petani kopi, agar lebih terampil dalam mengelola kebun dengan pendekatan teknologi budidaya yang baik dan mendukung pengembangan ekonomi," sebut Kepala Disbun Kabupaten Lahat Vivi Anggareni, Senin 20 Januari 2025.

Vivi menambahkan, kegiatan ini menyasar masyarakat pedesaan melalui sektor Perkebunan.

Adapun rincian penerima bantuan adalah sebagai berikut, poktan Tunas maju dari Desa Kota Raya Lebak, Kecamatan Pajar Bulan dengan luas 30 hektar menerima 30.000 batang bibit kopi robusta dan 12.000 kg pupuk organik.

"Lalu poktan Karya Bakti dari Desa Rambai Kaca, Kecamatan Sukamerindu dengan luas perlahan 30 hektar, menerima 30.000 batang bibit kopi robusta dan 12.000 kg pupuk organik," imbuhnya.

Dia menambahkan, ada poktan Karya Muda dari Desa Nanti Giri, Kecamatan Jarai dengan luas lahan 25 hektar, dengan menerima 20.000 batang bibit kopi robusta dan 10.000 kg pupuk organik.

Selanjutnya poktan Talang Teluk dari Desa Genting, Kecamatan Tanjung Sakti Pumu dengan luas lahan 25 hektar, menerima 25.000 batang bibit kopi robusta dan 10 kg pupuk organik.

Poktan Desa Muara Danau, Kecamatan Tanjung Tebat dengan luas lahan 13 hektar menerima 13.000 batang bibit kopi robusta dan 5.200 kg pupuk organik.

tingkatkan perekonomian masyarakat, pemkab lahat beri kontribusi kepada petani kopi                            lahat, koranpalpres.com - pemerintah kabupaten (pemkab) lahat melalui dinas perkebunan (disbun) setempat terus memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian masyarakat, salah satunya dari sektor perkebunan kopi.
di mana luas areal perkebunan kopi di kabupaten lahat saat ini seluas 54.441 hektar.
dengan jumlah produksi 21.601 ton, rata-rata produksi 500 sampai dengan 700 kilo per hektar.
"kegiatan ini bertujuan meningkatkan produktivitas tanaman kopi, melalui peremajaan tanaman dan memberdayakan petani kopi, agar lebih terampil dalam mengelola kebun dengan pendekatan teknologi budidaya yang baik dan mendukung pengembangan ekonomi," sebut kepala disbun kabupaten lahat vivi anggareni, senin 20 januari 2025.
baca juga:disbun lahat siap pasok kebutuhan swasembada pangan, vivi anggraeni: kita dukung program pemerintah
baca juga:peremajaan perkebunan, disbun lahat salurkan 150.000 bibit kopi robusta untuk petani
vivi menambahkan, kegiatan ini menyasar masyarakat pedesaan melalui sektor perkebunan. 
adapun rincian penerima bantuan adalah sebagai berikut, poktan tunas maju dari desa kota raya lebak, kecamatan pajar bulan dengan luas 30 hektar menerima 30.000 batang bibit kopi robusta dan 12.000 kg pupuk organik.
"lalu poktan karya bakti dari desa rambai kaca, kecamatan sukamerindu dengan luas perlahan 30 hektar, menerima 30.000 batang bibit kopi robusta dan 12.000 kg pupuk organik," imbuhnya.
dia menambahkan, ada poktan karya muda dari desa nanti giri, kecamatan jarai dengan luas lahan 25 hektar, dengan menerima 20.000 batang bibit kopi robusta dan 10.000 kg pupuk organik.
baca juga:jadi daya tarik wisata, kadisbun lahat tinjau tembakau rokok asli buatan desa tanjung beringin
baca juga:kadisbun lahat dan jajaran rayakan 17 agustusan di taman ayek lematang, ini keseruannya 
selanjutnya poktan talang teluk dari desa genting, kecamatan tanjung sakti pumu dengan luas lahan 25 hektar, menerima 25.000 batang bibit kopi robusta dan 10 kg pupuk organik.
poktan desa muara danau, kecamatan tanjung tebat dengan luas lahan 13 hektar menerima 13.000 batang bibit kopi robusta dan 5.200 kg pupuk organik.
berikutnya, poktan karya bakti dari desa tanjung tebat, kecamatan tanjung tebat dengan luas lahan 27 hektar, menerima 27.000 batang bibit kopi dan 10.800 kg pupuk organik.
"total keseluruhan bantuan adalah 150.000 batang bibit kopi robusta dan 60 kg pupuk organik yang disalurkan untuk luasan lahan total 150 hektar," tutup vivi.
baca juga:pawai pembangunan hut ri ke-79, disbun lahat tampilkan komoditi handalan hasil kebun, apa saja ya 
baca juga:disbun lahat rencanakan pembentukan bumd perkebunan, ternyata ini tujuannya 
senada, pj bupati lahat imam pasli menuturkan, 3 besar penyumbang pendapatan kabupaten lahat antara lain yang pertama adalah sektor pertambangan dengan kontribusi mencapai 45 persen.
kemudian disusul perkebunan dan pertanian yang berkontribusi hingga 31 persen, serta sektor perdagangan dengan kontribusi sebesar 10 persen.
"dampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, walaupun pada waktu itu usulan telah tutup akan tetapi karena semangat untuk memperjuangkan masyarakat yang punya semangat seperti ini," jelasnya.
dia mengemukakan, perlu ada semangat untuk mencoba mengapresiasi kinerja dari disbun lahat, atas kegigjhan dalam memperjuangkan kemakmuran terhadap petani kopi.
baca juga:lahat siap jadi raja kopi robusta di sumsel, ini langkah jitu disbun lahat 
baca juga:kunjungan spesial! kemenkum dan ham didampingi kadisbun lahat datangi kebun petani kopi, ini yang dilakukan
"sejauh ini sangat banyak sekali permintaan, belum lagi indonesia juga saat ini sudah membatasi untuk ekspor kopi keluar, karena adanya permintaan dalam negeri yang cukup banyak kalau kita melihat ini di lahat," jelas imam pasli.
ia menuturkan, dewasa ini tempat tongkrongan sudah menjamur yang dengan sajian minum kopi cukup mendominasi.
ini merupakan peluang bagi kabupaten lahat yang luasan tanaman sebagaimana lebih dari 54 ribu hektar.
"namun sayang, luas perkebunan kopi tidak diikuti tingginya produktivitas tidak banyak, hal ini dipengaruhi ada beberapa faktor cuaca lalu aspek pengolahan atau budidaya, tanaman tersebut juga ada masa usia produksi, oleh karena itu ada peremajaan guna mengantikan yang lama," pungkasnya.