ARTIKEL: Konoha di Galeri (Ponsel) Nasional
Artikel berjudul Konoha di Galeri (Ponsel) Nasional ini menyorot pameran lukisan Yos Suprapto yang dibatalkan--Facebook/Teropong Putra Tunggal
Artikel berjudul Konoha di Galeri (Ponsel) Nasional ditulis oleh Dosen Politeknik Sriwijaya Sari Bayurini Samudra
Polemik pembatalan pameran lukisan Yos Suprapto di Galeri Nasional pada bulan Desember ini cukup mewarnai lini masa berita di tanah air.
Perbedaan pendapat antara seniman dan kurator tak kunjung menemui titik temu. Yos Suprapto akhirnya memilih menurunkan semua lukisannya daripada mengikuti solusi kurator, Suwarno, untuk menurunkan 5 dari 30 lukisan.
Akibat dari peristiwa ini, visual lukisan Yos Suprapto malah menjadi konsumsi nasional bahkan internasional.
BACA JUGA:14 Lukisan Terjual, 2 Tokoh Penting Tutup Pameran Seni Rupa Siswa SMA/SMK/SLB Se-Sumsel 2024
BACA JUGA:Pameran Seni Rupa Pelajar Se-Sumatera Selatan Banjir Pujian dan Lukisan Laris Manis, Kok Bisa?
Alih-alih ragam karya lukisan dikhususkan untuk dinikmati secara eksklusif di ruang pameran gedung Galeri Nasional, lukisan Yos Suprapto malah menjadi inklusif di ruang galeri ponsel nasional.
Inklusivitas ini sudah melahirkan jutaan interpretasi oleh masyarakat yang tidak lagi berfilter apakah memiliki pemahaman estetika atau tidak.
Di ruang-ruang komentar media sosial seperti X, TikTok, Instagram dan media online, ramai oleh netizen yang bertukar informasi mengenai maknanya.
Terdapat banyak sekali jurang perbedaan pendapat yang menafsirkan 5 karya Yos Suprapto yang dilarang tampil di arena Galeri Nasional tersebut, dimana pendapat dan opini yang timbul memakai kacamata pemahaman berbeda.
BACA JUGA:Absent di Acara Pembukaan, Ketua Komisi V DPRD Sumsel Borong 2 Lukisan di Pameran Seni Rupa Pelajar
Ada yang melihatnya visual yang berbau pornografi, ada yang berpendapat lukisan ini adalah ‘pesanan’, bahkan ada yang mengatakan pelukis adalah anak abah. Sungguh di luar dugaan.
Semua menafsirkan dengan gayanya sendiri. Multitafsir ini tidak bisa disembuhkan lagi, karena tafsir ini menjadi ranah personal penikmat seni akan sebuah karya.