Tradisi Sambut Ramadan Turun Temurun yang Meriah dan Ditunggu-tunggu Masyarakat Jawa Tengah, Apa Saja?

Reporter: Eko Wahyudi |

Editor: Eko Wahyudi |

Jumat , 07 Mar 2025 - 14:50

Tradisi dandangan menyambut Ramadan di Kudus, Jawa Tengah-pemprov jawa tengah-

PALEMBANG, KORANPALPRES.COM – Beberapa tradisi menyambut Ramadan biasa dilakukan masyarakat Jawa Tengah. Tradisi menyambut Ramadan tersebut telah dilakukan secara turun temurun hingga sekarang.

Tradisi tersebut biasanya berlangsung meriah dan selalu ditunggu-tunggu oleh masyarakat.

Masyarakat Jawa Tengah melakukannya dengan antusias dan khidmat.

Berikut ini adalah sejumlah tradisi menyambut Ramadan di sejumlah daerah di Jawa Tengah.

Tradisi Menyambut Ramadan di Jawa Tengah

1. Dugderan, Semarang

Dugderan merupakan tradisi perayaan menyambut bulan Ramadan oleh umat Islam di Semarang, Jawa Tengah.

Tradisi ini diselenggarakan setiap tahun. Mulanya dulu tradisi dugderan dilakukan oleh pemerintah untuk menyamakan penentuan awal puasa dan hari raya.

Pelaksanaan tradisi ini juga sebagai ungkapan rasa rindu masyarakat terhadap bulan Ramadan.

Pelaksanaan tradisi dugderan biasanya dilakukan sejak pagi hingga menjelang senja, yaitu sekitar pukul 08.00 WIB hingga Magrib.

tradisi sambut ramadan turun temurun yang meriah dan ditunggu-tunggu masyarakat jawa tengah, apa saja?                            palembang, koranpalpres.com – beberapa tradisi menyambut ramadan biasa dilakukan masyarakat jawa tengah. tradisi menyambut ramadan tersebut telah dilakukan secara turun temurun hingga sekarang. 
tradisi tersebut biasanya berlangsung meriah dan selalu ditunggu-tunggu oleh masyarakat. 
masyarakat jawa tengah melakukannya dengan antusias dan khidmat.
berikut ini adalah sejumlah tradisi menyambut ramadan di sejumlah daerah di jawa tengah.
baca juga:tradisi sambur ramadan masyarakat betawi jakarta yang nyaris punah tertelan zaman
baca juga:kemeriahan tradisi menjelang ramadan masyarakat tatar pasundan jawa barat yang masih lestari
tradisi menyambut ramadan di jawa tengah 
1. dugderan, semarang 
dugderan merupakan tradisi perayaan menyambut bulan ramadan oleh umat islam di semarang, jawa tengah. 
tradisi ini diselenggarakan setiap tahun. mulanya dulu tradisi dugderan dilakukan oleh pemerintah untuk menyamakan penentuan awal puasa dan hari raya. 
pelaksanaan tradisi ini juga sebagai ungkapan rasa rindu masyarakat terhadap bulan ramadan.
pelaksanaan tradisi dugderan biasanya dilakukan sejak pagi hingga menjelang senja, yaitu sekitar pukul 08.00 wib hingga magrib. 
baca juga: kamu bisa jumpai tradisi ini di banten saat ramadan
baca juga:ini tradisi mandi suci sambut ramadan di lampung : blangikhan, bulimau, dan ngelop 
diawali dengan pasar kaget, tradisi dilanjutkan dengan karnaval, seperti warak ngendog yang diikuti arak-arakan mobil. 
warak ngendog ialah binatang rekaan bertubuh kambing, berkepala naga, dan sisiknya terbuat dari kertas warna-warni. binatang rekaan tersebut dilengkapi dengan telur rebus yang disebut endog. 
selanjutnya  ada halaqah mengenai pengumuman awal mulai puasa yang dengan ditandai oleh pemukulan bedug lalu diakhiri dengan pembacaan doa bersama-sama. 
dugderan sudah berlangsung sejak tahun 1881 m. konon, pada zaman dahulu umat islam memiliki perbedaan penentuan terkait permulaan puasa.
baca juga:bakar lunjuk dan lainnya, tradisi menyambut ramadan masyarakat bengkulu yang unik dan beragam
baca juga:tradisi unik masyarakat bangka belitung mengisi momen sakral ramadan dan idulfitri
 2. nyadran, jawa tengah 
ini adalahtradisi nyadran biasanya dilakukan oleh masyarakat jawa tengah dan yogyakarta menjelang ramadan. lebih  tepatnya dilakukan pada bulan sya'ban. 
budaya ini telah berlangsung  ratusan tahun ini. masyarakat melakukan antara lain berupa membersihkan makam leluhur maupun orang tua, membuat dan membagikan makanan tradisional, dan berdoa serta selamatan di sekitar area makam. 
dalam kalender jawa, bulan sya’ban disebut juga sebagai bulan ruwah. tradisi nyadran juga dikenal sebagai acara ruwah tradisi ini merupakan hal yang penting untuk masyarakat jawa. 
tradisi dijadikan momentum untuk menghormati leluhur dan ungkapan rasa syukur kepada sang pencipta. nyadran biasanya dilakukan sekitar satu bulan sebelum puasa atau pada tanggal 15,20, dan 23 ruwah. 
baca juga:tradisi seru ramadan yang masih dilakukan di sumatra selatan sampai kini
baca juga:tradisi sambut ramadan di jambi dari bantai adat, bheih sulu pasa, dan antar kembang
3. padusan
padusan telah menjadi tradisi menyambut ramadan yang dilakukan oleh masyarakat jawa tengah dan yogyakarta.
 tradisi yang telah berlangsung secara turun-temurun ini dilakukan dengan cara berendam atau mandi di sumur-sumur maupun sumber mata air. 
makna padusan adalah menyucikan diri serta membersihkan jiwa dan raga dalam menyambut datangnya bulan ramadan. dalam arti yang lebih dalam, padusan juga sebagai media untuk merenung dan instropeksi dari berbagai kesalahan yang telah diperbuat pada masa lalu. 
4. dhandhangan, kudus 
baca juga:mengenal tradisi ramadan di kepulauan riau, budaya dan spiritualitas yang senantiasa terpelihara
baca juga:togak tonggol dan tradisi lain masyarakat melayu riau dalam menyambut ramadan
dhandhangan merupakan festival sebagai tanda dimulainya ibadah puasa pada bulan ramadan. ini tradisi yang biasa dilakukan masyarakat di kabupaten kudus, jawa tengah. 
kata dhandhangan merupakan onomatope atau tiruan bunyi dari suara bedug khas masjid manara kudus. 
resonansi bedug tersebut menimbulkan bunyi nyaring, dang!. 
bunyi bedug sebagai awal datangnya bulan puasa yang kemudian disebut dhandhangan. pada awalnya, dhandhangan merupakan tempat berkumpulnya para santri di depan masjid menara kudus setiap menjelang ramadan. 
pada masa lalu warga menunggu  pengumuman dari sunan kudus mengenai penentuan awal puasa. tradisi dhandhangan yang biasa dirangkaikan dengan pasar malam yang digelar sepuluh hari menjelang ramadan, kirab, dan puncaknya adalah memukul bedug masjid menara kudus sebagai tanda awal bulan puasa. 
baca juga:malamang, marandang, balimau dan sederet tradisi lain menyambut ramadan di sumatra barat 
baca juga:tradisi khas di sumatra utara menyambut ramadan: punggahan, marpangir dan pesta tapai
5. arwah jamak, demak 
arwah jamak merupakan tradisi pembacaan doa untuk orang tua, sanak saudara, dan leluhur yang telah meninggal dunia. 
doa tersebut biasa dibacakan menyambut datangnya bulan ramadan maupun sepuluh hari terakhir pada malam ganjil di bulan puasa ramadan. 
6. baratan, jepara 
baratan merupakan tradisi masyarakat jepara yang berupa arak-arakan lampion setiap 15 sya'ban atau 15 hari sebelum puasa ramadan. 
tradisi ini berkaitan dengan peristiwa pembunuhan sultan hadirin, suami ratu kalinyamat, yang dilakukan oleh aryo panangsang. 
baca juga:tradisi unik di aceh menjelang ramadan dan hari raya: serba-serbi meugang
baca juga:artikel: tradisi ruwahan menjelang bulan suci ramadan
ketika itu pada saat menyambut iring-iring rombongan yang membawa jenazah sultan hadirin. masyarakat membawa impes atau lampion sepanjang perjalanan sebagai penghormatan. peristiwa tersebut bertepatan dengan nisfu sya'ban. 
kata 'baratan' diadopsi dari sebuah kata bahasa arab, yaitu "bara'ah" yang berarti keselamatan atau "berkah" yang berarti keberkahan. 
tradisi baratan biasa dilakukan setiap tanggal 15 ruwah (kalender jawa) yang bertepatan dengan malam nisfu sya'ban. 
sebelum pelaksanaan pawai, masyarakat akan membaca surat yasin sebanyak tiga kali dan membaca do'a nisfu sya'ban yang dipimpin oleh ulama atau kyai di masjid atau mushola. acara lalu dilanjutkan dengan makan (bancaan) puli (makanan yang terbuat dari beras) bersama-sama dan melepas arak-arakan.