Ini Tradisi Mandi Suci Sambut Ramadan di Lampung : Blangikhan, Bulimau, dan Ngelop

Tradisi mandi blangikhan di Lampung untuk menyambut bulan suci Ramadan-antara-
PALEMBANG, KORANPALPRES.COM – Seperti di daerah lain masyarakat Lampung punya tradisi menyambut Ramadan yang masih dilestarikan. Salah satu di antaranya adalah Belangiran atau Blangikhan, yaitu mandi bersama di sungai.
Blangikhan berasal dari kata langir yang berarti mandi.
Mandi yang dimaksud bukanlah mandi-mandi biasa pada umumnya tapi ada perlengkapan digunakan saat belangiran diadakan yakni Air Langir, bunga tujuh rupa, daun pandan dan setanggi.
Tradisi ini merupakan warisan budaya dari nenek moyang Suku Lampung yang bertujuan menyucikan diri dari dosa-dosa, menjauhkan hati dari perasaan negatif, mensucikan jasmani dan rohani sebagai bekal memasuki bulan suci Ramadan.
BACA JUGA:Bakar Lunjuk dan Lainnya, Tradisi Menyambut Ramadan Masyarakat Bengkulu yang Unik dan Beragam
BACA JUGA:Tradisi Unik Masyarakat Bangka Belitung Mengisi Momen Sakral Ramadan dan Idulfitri
Masyarakat Lampung masih banyak yang melestarikan budaya Lampung ini agar tidak punah dimakan zaman. Tradisi blangikhan bahkan sudah masuk agenda tahunan resmi Pemerintah Provinsi Lampung sejak 2011.
Dalam menjalankan tradisi ini perlengkapan yang digunakan di antaranya air langir, yaitu air yang diambil dari tujuh sungai yang berbeda, bunga tujuh rupa, daun pandan, dan setanggi.
Air tersebut kemudian dikumpulkan dalam satu lokasi diletakkan di dalam konde (kendi) pada siang hari oleh para mekhanai. Biasanya air ini diambil dua hari sebelum prosesi belangiran dilaksanakan.
Lalu, air yang sudah diambil ini dipisahkan satu sama lain dan juga disesuaikan dengan beberapa kepala keluarga yang akan mengikuti prosesi Blangikhan. Masing-masing satu keluarga mendapat satu gayung air langir.
BACA JUGA:Tradisi Seru Ramadan yang Masih Dilakukan di Sumatra Selatan Sampai Kini
BACA JUGA:Tradisi Sambut Ramadan di Jambi dari Bantai Adat, Bheih Sulu Pasa, dan Antar Kembang
Untuk melaksanakannya air langir diambil dua hari sebelum prosesi dilaksanakan. Setiap keluarga yang akan mengikuti prosesi akan mendapat satu gayung air langir, tradisi ini biasanya diikuti oleh muda mudi dan dilakukan di sungai secara bersama-sama.
Tidak sekadar mandi biasa, dalam pelaksanaannya terdapat rangkaian acara adat dihadiri para tokoh-tokoh adat Lampung, masyarakat setempat hingga wisatawan.