Tradisi Dendang Sahur dan Lainnya Membuat Suasana Ramadan di Papua Barat Daya Meriah

Ramadanlebih semarak dan penuh berkah dengan adanya tradisi Dendang Sahur yang dibawakan oleh para pemuda Muslim dari Kompleks Melati Raya, Sorong, Papua Barat Daya.-sorong raya-
Wakil Gubernur Papua Barat Daya Ahmad Nausrau, S.Pd.I., MM mewakili Gubernur Papua Barat Daya menegaskan pentingnya solidaritas antar sesama di bulan penuh berkah ini. Dengan menjalin silaturahmi dan saling berbagi, sehingga Ramadhan ini membawa berkah bagi kita semua.
“Sekaligus juga mendekatkan hubungan silaturahmi antara pemerintah dengan ulama dan juga umat,” ucap Wagub Ahmad.
Usai berbuka puasa bersama, Wagub Ahmad melanjutkan rangkaian acara dengan melaksanakan sholat magrib berjamaah di Masjid Al-Hidayah.
BACA JUGA:Ada Ndengu-Ndengu, Qunutan, sampai Nomoni, Tradisi Ramadan di Sulawesi Tengah
BACA JUGA:Ragam Tradisi Ramadan dari Sulawesi Tenggara, Manifestasi Kerinduan Umat Muslim pada Bulan Mulia
Safari Ramadhan ini akan dilaksanakan hingga tanggal 29 Maret mendatang, direncanakan akan menjangkau berbagai masjid dan komunitas di wilayah Papua Barat Daya.
Berburu Takjil
Suasana sore di bulan Ramadan selalu terasa berbeda di Kota Sorong. Jalanan dipenuhi aroma khas makanan berbuka yang menggugah selera, dan masyarakat tampak antusias berburu takjil. Menariknya, tradisi ini tak hanya dilakukan oleh umat Muslim, tetapi juga diikuti oleh warga dari berbagai agama sebagai bentuk solidaritas dan toleransi antarumat beragama.
Di kawasan Depan Majid Raya Al Akbar dan Depan Bandara Deo misalnya, suasana ramai terlihat sejak pukul 16.00 WIT. Beragam jajanan seperti kolak, es buah, pisang goreng, hingga sate ayam dijajakan oleh para pedagang. Banyak warga non-Muslim ikut berburu takjil untuk dinikmati bersama keluarga atau bahkan dibagikan kepada tetangga Muslim mereka.
Maria, warga kota Sorong yang beragama Kristen, mengaku senang ikut berburu takjil setiap Ramadan. “Saya suka suasananya. Selain bisa menikmati jajanan khas yang hanya ada saat Ramadan, ini juga jadi momen kebersamaan. Saya biasa beli lebih banyak untuk dibagikan ke teman-teman Muslim di kantor,” ujarnya sambil tersenyum.
BACA JUGA:Tradisi Bugis Makassar di Sulawesi Selatan Menyambut Ramadan Ini Dipercaya Membawa Berkah
BACA JUGA:Ragam Tradisi Masyarakat Sulawesi Barat Menyambut Ramadhan
Hal serupa juga diungkapkan Yohanis, warga keturunan Papua. Ia mengatakan bahwa kegiatan berburu takjil memberinya kesempatan lebih untuk mengenal budaya kuliner Muslim. “Kami di Sorong ini sudah biasa hidup berdampingan. Ikut beli takjil rasanya seperti bagian dari cara kami merayakan keberagaman di kota ini,” katanya.
Di tengah suasana hangat ini, para pedagang takjil juga merasakan manfaatnya. Salah satunya adalah Ibu Nur, penjual es pisang ijo. “Alhamdulillah, pembeli banyak dari berbagai kalangan. Ada yang langganan tiap tahun. Ini berkah Ramadan, semua merasakan kegembiraannya,” katanya.
Tren berburu takjil yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat di Kota Sorong ini menjadi cerminan bahwa perbedaan agama tak menghalangi kebersamaan. Justru, tradisi ini menjadi jembatan yang mempererat persatuan dan menciptakan harmoni di tengah keberagaman.