Tahukah Kamu Mengapa Pulau Sulawesi Mirip Huruf K? Ini Jawabannya
Pulau Sulawesi yang mirip huruf K-peta dunia-
BACA JUGA:Siapakah yang Pertama Kali Menuliskan Huruf G? Ternyata Orang Romawi Ini
Dilansir dari laman News18, Perancis menyingkat chilioi menjadi kilo, lalu inilah yang memunculkan sistem metrik yang memperkenalkan kilo sebagai satuan seribu.
Setelah itu munculah, istilah baru seperti kiloliter, kilogram, kiloton, dan seterusnya, diciptakan untuk merujuk pada 1.000 liter, gram, ton, dan seterusnya.
Dengan dasar ini, orang-orang di seluruh dunia pun mulai menyingkat ribuan dengan huruf K sejak tahun 1940.
Sebetulnya “K” sebagai ribu sudah ada dalam glosarium buku teks Basic Electrical Engineering yang diterbitkan oleh McGraw-Hill’s pada tahun 1945. Baru dua tahun kemudian, perusahaan elektronik Radio Corporation of America (RCA), yakni Common Words in Radio, Television, & Electronics memasukkan “K” dalam glosariumnya.
BACA JUGA:Huruf E di Indikator BBM Bukan Berarti Empty. Orang Besemah Dulu Sulit Melafalkan Huruf Ini
Sementara itu, pemakaian huruf K juga dipakai sebagai satuan dalam dunia teknologi, seperti resolusi 4K. Satuan yang dipakai dalam resolusi adalah pixel.
Saat ini, resolusi tertinggi salah satunya adalah 3.840 x 2.160. Ini berarti diagonal 3.840 pixel dan tinggi 2.160 pixel. Para pakar teknologi informasi lalu membulatkan angka 3.840 itu sebagai 4.000, sehingga muncullah istilah 4K.
Dalam nomor polisi kendaraan, K adalah kode kendaraan dari eks Karesidenan Pati plus Kabupaten Grobogan yang sebenarnya masuk ke daerah Karesidenan Semarang.
Dalam ilmu pasti K huruf kapital merupakan simbol kimia untuk Kalium. Huruf K (vitamin) adalah salah satu jenis vitamin. "K" juga merupakan simbol satuan suhu untuk Kelvin. Sedangkan K dalam rumus trigonometri yaitu merupakan konstanta bilangan bulat.
Pada zaman yang gila Korea seperti sekarang ini, istilah K Pop juga sering diperbincangkan. K Pop itu sendiri adalah Korean Pop.
Lantas kenapa Sulawesi berbentuk seperti kuruf K. Menurut laman sulsel.inews.id, hal itu terjadi merupakan hasil dari tumbukan dua daratan yang bergerak menuju Borneo (Kalimantan). Kejadian itu terjadi pada sekitar 65 juta tahun lalu atau di Masa Eosen.
Pada periode Miosen (40-20 juta tahun lalu) itu, bagian tengah Sulawesi bertumbukan dengan Borneo dan membentuk tekukan. Penumbukan ini terus terjadi berjuta-juta tahun hingga Zaman Pliosen (15-6 juta tahun lalu).
Proses penumbukan yang terus menerus terjadi selama jutaan tahun itulah yang membuat pulau Sulawesi berbentuk seperti sekarang.