Warga Masih Disibukkan Sanje Raye, Sebuah Tradisi yang Masih Bertahan di Pagaralam

Warga Pagaralam melakukan sanje atau saling mengunjungi saat lebaran Idulfitri lalu.-eko-
"Kalau berkeliling satu per satu waktunya tidak cukup. Beda dengan idulfitri yang cukup panjang waktu liburnya," kata dia.
Tradisi sanje ini mirip atau bahkan sama dengan daerah lain di Sumatera Selatan. Di Palembang dan beberapa daerah lain dikenal dengan sebutan sanjo. Konsepnya sama yakni bertamu atau berkunjung ke rumah kerabat atau tetangga khusus saat lebaran.
Entah sejak kapan tradisi sanje ini mulai muncul. Menurut Nurjanah nenek 70 tahun, warga Kampung Purwosari Kota Pagaralam, sejak ia mulai bisa mengingat sepengetahuannya tradisi ini sudah jauh ada sebelum ia lahir.
BACA JUGA:Timnas Indonesia U-17 Lebaran Duluan, Salat Ied di KJRI Arab Saudi Usai Lawan Iran
"Nenek saya dulu saja sering bercerita kalau sudah ada tradisi sanje ini sejak ia masih kecil," kata dia.
Penggiat budaya Besemah, Jonli Darto, mengatakan tradisi sanje ini di Besemah dan daerah lain di Sumsel mempunyai kesamaan.
"Namun, belum ada penelitian secara mendalam sejak kapan tradisi ini ada di Pagaralam dan sekitarnya," ujarnya.
Ia mengakui secara pribadi belum terlalu meneliti masalah ini. Namun, ia merasa ini dapat merangsang minat generasi muda mencari tahu lebih dalam.
Jika di Pagaralam ada sanje, maka di Palembang ada tradisi sanjo Ada tradisi unik yang cukup berbeda pada perayaan hari lebaran di kota yang juga disebut sebagai Kota Pempek. Satu di antaranya adalah Sanjo. Walaupun Palembang terkenal akan kulinernya, namun Sanjo bukanlah nama makanan.
BACA JUGA:Usai Salat Ied, Dandim Lahat Gelar Open House Idul Fitri 1446 H, Ini Penampakannya
BACA JUGA:Lebaran Makin Wangi! 4 Rekomendasi Parfum Luar Ruangan, Harumnya Sepanjang Hari
Sanjo merupakan kegiatan mengunjungi sanak keluarga, keluarga terdekat, ataupun tetangga saat hari raya Idulfitri maupun Iduladha. Dalam bahasa Palembang, Sanjo berarti saling mengunjungi atau bertamu. Latar belakang masyarakat Palembang yang sarat menjaga nilai-nilai budaya dan tradisi, menjadikan Sanjo sebagai salah satu tradisi lebaran yang tidak boleh dilewatkan.
Biasanya Sanjo dilakukan pada hari pertama Lebaran. Walaupun kemudian berkembang menjadi hari kedua, ketiga, dan seterusnya. Sanjo diisi dengan kegiatan makan bersama, bercerita antar keluarga, dan sungkem.
Tidak hanya sekedar mengunjungi rumah keluarga, kerabat, dan tetangga terdekat. Kunjungan tersebut juga sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur atas nikmat yang telah diterima. Suasana juga semakin meriah dengan tabuhan rebana dan lantunan selawat yang mengiringi kunjungan, meskipun saat ini sudah mulai ditinggalkan.