Sukabumi 1980, Bukan Sekedar Upaya Titimangsa Perkenalkan Sejarah Pertunjukan Kebudayaan Sunda 43 Tahun Silam

Di penghujung tahun 2023, Titimangsa bersama Bakti Budaya Djarum Foundation mempersembahkan sebuah pagelaran seni dalam bingkai Lestari Tradisi bertajuk Sukabumi 1980.--titimangsa for koranpalpres.com

BACA JUGA:62 Seniman Muda Palembang Bergantian Baca Puisi Selama 2 Hari, Pengelola Taman Budaya Sriwijaya Beri Apresiasi

Di era 1980-an, Sukabumi menjadi salah satu kota di Jawa Barat yang akrab dengan kesenian tradisional. 

Beragam kesenian dan kebudayaan Sunda seperti degung, pencak silat, tari Jaipong, dan berbagai kesenian khas Sunda lainnya dapat ditemukan dalam berbagai kegiatan masyarakat seperti di sekolah, upacara peresmian dan hajatan. 

Setelah pindah dan tinggal di kota lain, muncul sebuah kerinduan dengan kota yang menjadi akar dari kehidupannya. 

“Berangkat dari kerinduan tersebut, kami bersama Bakti Budaya Djarum Foundation berkolaborasi dalam menghadirkan kembali Pagelaran Seni Tradisi Sukabumi 1980. Semoga kegiatan ini dapat diterima dengan baik oleh masyarakat,” ungkap Happy Salma.  

BACA JUGA:Mengulik Tradisi Wayang Wahyu di Yogyakarta, Biasa Dimainkan Saat Natal

BACA JUGA:Begini Cara Taman Budaya Sriwijaya Kembangkan Bakat Melukis Generasi Muda, Yuk Simak Penjelasannya!

Berdasarkan kesaksian dari para seniman yang menekuni tradisi dan kebudayaan Sunda, Sukabumi di era 1980-an sangat dekat dan dihargai oleh masyarakat. 

Di era tersebut, banyak paguron-paguron atau perguruan pencak silat yang kemudian dikreasikan dengan ibingan, estetika gerak tubuh, musik kendang pencak, kempul, terompet, menjadi kreasi Tari Jaipongan yang populer hingga mancanegara. 

Tetapi, sejak tahun 2000-an mulai menurun, karena pengaruh musikalitas luar dengan gaya modern, sehingga gamelan yang lengkap jarang sekali dibawa tampil. 

Kebanyakan elemen tradisi hanya digunakan sebatas memberikan kesan etnik. 

BACA JUGA:TAHUKAH KAMU! Ilmu Arkeologi Ternyata Bisa Bantu Pembelajaran Sejarah, Begini Kata Dosen Unsri

BACA JUGA:Tak Disangka! Belajar Sejarah Ternyata Bermanfaat Bagi Kehidupan Kekinian, Begini Kata Presiden AGSI

Ariel Tatum sebagai salah satu penampil dalam pementasan Sukabumi 1980 mengaku, dalam beberapa tahun terakhir, dia semakin sadar bahwa memiliki minat yang tinggi dengan tradisi dan kebudayaan Indonesia yang sudah diwariskan secara turun temurun oleh para leluhur. 

Selain mengenakan kain dan juga kebaya dalam berbagai aktivitas, Ariel mengaku salah satu tradisi yang dia tekuni akhir-akhir ini adalah mempelajari tari tradisional. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan