Dampak Perang Dagang terhadap SDGs di Indonesia, ini Pandangan Dosen Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang

Dampak Perang Dagang terhadap SDGs di Indonesia, ini Pandangan Dosen Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang.--kolase koranpalpres.com
KORANPALPRES.COM - Artikel berjudul "Resiliensi Ekonomi Etis dalam Merespons Dampak Perang Dagang terhadap SDGs di Indonesia" ini ditulis oleh Dr H Mohammad Syawaludin MA, Dosen Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang.
Perang dagang global telah menciptakan ketimpangan struktural yang semakin memperlebar jurang sosial-ekonomi antarnegara dan antarkelompok sosial.
Salah satu pemicu utamanya adalah kebijakan proteksionis yang diambil oleh pemerintahan Donald Trump, khususnya melalui peningkatan tarif impor terhadap sejumlah negara mitra dagang utama, yang memicu reaksi serupa dan eskalasi konflik dagang global.
Fenomena ini berdampak pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), terutama pada aspek pengurangan kemiskinan, keadilan sosial, dan pertumbuhan ekonomi inklusif.
BACA JUGA:Dosen UIN Raden Fatah Kritisi Digitalisasi Industri Makanan Halal, Solusi atau Tantangan bagi UMKM?
Kajian ini mengkaji bagaimana sistem ekonomi berbasis nilai sosial dapat berperan dalam memperkuat ketahanan masyarakat terhadap dampak ketidakpastian ekonomi global.
Dengan pendekatan sosiologis dan analisis literatur, kajian ini menunjukkan bahwa ekonomi berbasis solidaritas sosial, distribusi yang adil, dan etika produksi serta konsumsi memiliki potensi besar dalam menciptakan struktur sosial yang lebih tangguh.
Kajian ini juga menekankan pentingnya penguatan jejaring sosial, kelembagaan lokal, dan norma kolektif sebagai bagian dari strategi pembangunan yang berkelanjutan.
Perubahan arah kebijakan ekonomi global selama dekade terakhir telah menimbulkan dinamika baru dalam sistem perdagangan internasional.
BACA JUGA:Dalam FGD Sastra Tutur dan Lahan Basah Sungai Musi, 2 Dosen UIN Raden Fatah Kemukakan Ide Cemerlang
BACA JUGA:Wujud Pengabdian Kepada Masyarakat: Dosen UIN Raden Fatah Palembang Lakukan Hal Ini di Banyuasin
Salah satu titik balik yang signifikan adalah kebijakan proteksionis yang diadopsi oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, selama masa jabatannya (2017–2021) dan berlanjut di episode kedua tahun 2025.
Di bawah slogan “America First”, pemerintahan Trump mendorong strategi ekonomi yang berorientasi pada kepentingan domestik dengan menargetkan neraca perdagangan bilateral, terutama terhadap Tiongkok.