Detak Jantung dan Nafas Bangsaku Menjelang Pemilu
Pemilu di tahun 2024 tidak lama lagi, tinggal satu bulan lebih, sudah sangat terasa detak denyutnya.--kolase koranpalpres.com
Terkadang tidak sengaja kita melihat, mendengar perdebatan perdebatan, perbedaan pendapat, saat di pasar, di warung, kantor, dan tempat lainnya, ada yang tidak berteguran karena selisih pendapat tentang calon yang didukungnya masing-masing.
Bahkan ada yang saling marah karena beda dukungan, saling sindir, saling beradu pengaruh siapa yang paling didengar di kampungnya, mulai terasa pengelompokan, pengelompokan, tebar kebaikan calon masing-masing.
BACA JUGA:Analisis Kebijakan Pemerintah terhadap Pemukiman Warga di Sepanjang Rel Kereta Api
BACA JUGA:Kampus Terbaik di Sumsel Ini Raih Predikat Perguruan Tinggi Menuju Informatif
Kita turut khawatir kalau ada yang saling menjelek-jelekan, apalagi jika masing-masing emosi tidak dapat mengontrol dirinya, seharusnya kita tetap berhati-hati, mawas diri, dan tetap saling hormat menghormati.
Karena berbeda itu adalah kewajaran sebab ada perbedaan dukungan.
Bukankah Bhinneka Tunggal Ika, berbeda beda tetap satu juga, yang tidak wajar adalah menjadikan perbedaan sebagai alasan untuk bermusuhan, tidak saling memperdulikan lagi, ada kepentingan yang lebih besar lagi, ketimbang kepentingan kelompok atau golongan.
Masyarakat harus bersatu, jangan mengedepankan perbedaan, bukankah bapak Soekarno, sang Proklamator kita pernah mengatakan dengan bahasanya yang bijak, "Negeri Ini, Republik Indonesia, bukan untuk kelompok manapun, juga agama, atau kelompok etnis manapun, atau kelompok dengan adat dan tradisi apa pun, tapi milik kita semua".
BACA JUGA:Analisis Kebijakan Hukum Terhadap Salah Satu Contoh Kasus Mahasiswa Korban Rudapaksa Pemilik Kost
BACA JUGA:Dampak dan Manfaat Kebijakan Pemerintah terhadap Pembukaan Kembali TikTok Shop
Kita sebagai masyarakat Indonesia haruslah dapat menyadari itu dan bersatu, jangan bermusuh-musuhan.
Walau ada perbedaan, bangsa ini sekarang sedang berjalan menuju suatu tempat, yang mana di tempat itu nanti, rakyat dapat menentukan arah politiknya, pilihan politik, siapa yang paling terbaik di antara putra-putri bangsa lewat pemilihan legislatif, DPD RI dan pemilihan Presiden-Wakil Presiden RI.
Semua sudah tahu, bisa jadi mungkin sudah ada pilihannya masing-masing.
Terasa suasana semakin kedepan, nampak semakin bergejolak untuk bersuara, berpendapat bahwa inilah sosok yang paling terbaik.
BACA JUGA:Analisis Kebijakan Pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan