Budaya Politik di Indonesia
Budaya politik di Indonesia termasuk kategori budaya politik campuran (mixed political culture), antara budaya politik partisipan dan budaya politik kaula-parokial.--freepik
Budaya politik ini mengedepankan orientasi afektivitas dan melihat secara subjektif.
Masyarakat yang menganut budaya politik kaula memiliki keinginan untuk berpartisipasi tetapi tidak mempermasalahkan hasil dari keputusan pemerintah, karena sadar seluruh otorisasi pemerintahan sepenuhnya berada di tangan pemerintah.
3. Budaya politik partisipan
Budaya politik ini ditandai dengan masyarakatnya yang memiliki kesadaran tinggi untuk ikut berpartisipasi terhadap kehidupan politik negaranya.
BACA JUGA:UIN Raden Fatah dan Applied Science University Perkuat Kerjasama Internasional, Begini Ceritanya!
Budaya politik partisipan memandang sari orientasi evaluatif yang melibatkan pengetahuan dan perasaan.
Keaktifan masyarakat dalam kegiatan politik dapat memberi dampak positif bagi perkembangan negara.
Saat ini, budaya politik di Indonesia termasuk kategori budaya politik campuran atau mixed political culture, yaitu antara budaya politik partisipan dan budaya politik kaula-parokial.
Di kota-kota besar seperti Yogyakarta, Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, dan lainnya, masyarakat cenderung partisipan terhadap kehidupan politik.
Berbeda dengan masyarakat yang tinggal di daerah marginal (pinggiran) yang masih memegang prinsip budaya kaula-parokial.
Masyarakat yang tinggal di daerah marginal dinilai tidak berdaya dalam mempengaruhi pembuatan kebijakan.