Jurnalis Bikin Tulisan Dibantu AI, Boleh Ga? Simak Penjelasan Content Manager Bisnis.com Annisa Sulistyo Rini
Sesi berfoto bersama penyelenggara dan peserta Capacity Building Pemred dan Wartawan oleh KPw Bank Indonesia Provinsi Sumsel.--humas bank indonesia for koranpalpres.com
“Hal ini terjadi karena sumber data AI belum update mengenai pergantian Menkeu,” timpalnya.
Tantangan terakhir disebutkan Annisa, yakni AI tidak memahami konteks (majas metafora)
“Misal kita bikin tulisan 'belasan bank tumbang', lalu sistem mendeteksi kesalahan pada kata ‘tumbang’ karena menurut AI yang tumbang adalah pohon dan bank tidak tepat menggunakan kata ‘tumbang’,” cetusnya.
Selain Annisa, dihadirkan pula sebagai narasumber yakni Diki Umbara, seorang dosen di Universitas Budi Luhur, Jakarta.
BACA JUGA:Karyawan XL Axiata dan Bank Indonesia Serahkan Bantuan dan Buka Bersama Disabilitas Netra
Sebelumnya, Utari Indriani selaku Kepala Kehumasan KPw BI Sumsel mewakili Deputi Kepala Perwakilan BI Sumsel Duddy Adiyatna membuka secara resmi kegiatan tersebut.
Dalam sambutannya, Utari mengapresiasi antusias para pemred dan wartawan yang memenuhi undangan Capacity Building dengan tema “Optimalisasi Penggunaan Generative AI untuk Mendukung Kegiatan Jurnalistik”.
Ia menjelaskan, kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen BI untuk terus memperkuat sinergi dengan mitra media.
“Terutama para wartawan yang menjadi garda terdepan dalam menyampaikan informasi ekonomi terkini kepada masyarakat,” imbuhnya.
BACA JUGA:Penjabat Gubernur Sumatera Selatan Agus Fatoni apresiasi sinergi Bank Indonesia dengan Pemda Sumsel
Di era digital yang semakin pesat, peran jurnalistik tidak hanya sebatas menyampaikan fakta, tapi juga menganalisis tren dengan akurat dan inovatif.
Oleh karena itu sambung Utari, tema AI hari ini sangat relevan, karena kecerdasan buatan bukan ancaman.