https://palpres.bacakoran.co/

Badah Puyang: Buku tentang Leluhur dan Tradisi yang Lahir dari Program Dana Indonesiana

Badah Puyang merupakan buku dari Program Dana Indonesiana yang mendokumentasikan melalui foto tentang leluhur dan tradisi-Foto: Zenny Mutia for koranpalpres.com-

PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Kementerian Kebudayaan melalui Program Indonesiana kembali menghadirkan karya budaya yang mengangkat nilai-nilai tradisi lokal. Salah satu penerima hibah tahun ini adalah kelompok kreatif yang menghasilkan buku foto berjudul Badah Puyang. 

Buku Badah Puyang menjadi proyek lanjutan setelah sebelumnya kelompok yang sama merilis karya Tunggu Tubang dalam bentuk zine dan film dokumenter.

Program Indonesiana merupakan inisiatif pemerintah yang memberikan dana hibah kepada individu maupun kelompok untuk mengangkat berbagai aspek kebudayaan daerah di Indonesia.

Tujuan utamanya adalah mendukung keberlanjutan tradisi dan pengetahuan lokal agar tetap hidup di tengah arus modernisasi.

BACA JUGA:Pekan Terakhir BBW Palembang 2025, Saatnya Borong Buku dan Menangkan iPhone 16!

BACA JUGA:BBW Palembang 2025 Resmi Dibuka di JSC, Hadirkan 1 Juta Buku Baru, Hadiah, dan Diskon Hingga 90 Persen

Dalam konteks itu, Badah Puyang hadir sebagai bentuk dokumentasi visual yang memperlihatkan hubungan manusia dengan leluhur dan alam. 

Secara harfiah, badah puyang berarti “tempat leluhur”, sebuah istilah yang sarat makna spiritual bagi masyarakat Sumatera Selatan.

Khususnya dalam konteks adat dan kepercayaan terhadap asal-usul keluarga besar.

Berbeda dari proyek sebelumnya, Tunggu Tubang yang lebih menyoroti isu ketahanan pangan, buku foto Badah Puyang menampilkan cakupan tema yang lebih kompleks.

BACA JUGA:Tanggal 6 September Diperingati Sebagai Hari Baca Buku Nasional, Ini Misi di Balik Peringatannya

BACA JUGA:Bedah Buku Bumi Sriwijaya Bersimbah Darah, Sejumlah Tokoh Usulkan Abi Hasan Said Jadi Pahlawan Nasional

Melalui lensa para fotografernya, karya ini menggambarkan kepercayaan, ritual, dan tradisi yang diwariskan turun-temurun.

Tidak hanya soal pangan, tetapi juga menyentuh ranah spiritualitas, relasi manusia dengan alam, serta penghormatan terhadap leluhur.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan