Sebulan Bergelut dengan Ornamen, Ini Cerita Mahasiswa Unsri di Balik Pembuatan Miniatur Rumah Pangeran Ngulak
Miniatur Rumah Pangeran Ngulak ini adalah salah satu bangunan bersejarah kebanggaan masyarakat Musi Banyuasin, yang ditampilkan dalam Pameran Arsitektur Tradisional Sumatera Selatan “Sambeyang Rame” hasil kolaborasi Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wila-kolase-koranpalpres.com
Bangunan bersejarah ini dikenal dengan nilai filosofi dan gaya arsitektur khas Kesultanan Palembang Darussalam, yang memadukan unsur lokal dengan pengaruh kolonial Belanda.
Kayu tembesu, kayu unglen, dan ornamen-ornamen tradisional menjadi ciri khas rumah yang kini telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Kabupaten Musi Banyuasin.
BACA JUGA:Arsitektur Anti Ambyar! Ini 7 Tips Membangun Rumah Tahan Gempa, Dijamin Tidur Auto Nyenyak
“Lewat miniatur ini kami ingin menunjukkan bahwa arsitektur tradisional Sumatera Selatan itu kaya banget. Sayang kalau generasi muda enggak kenal lagi. Pameran ini bikin kami makin sadar pentingnya melestarikan warisan nenek moyang,” kata Rafli.
Bagi mahasiswa Unsri seperti Rafli, bisa ikut serta dalam Sambeyang Rame adalah pengalaman berharga. Tak hanya menambah wawasan tentang arsitektur tradisional, tapi juga membangkitkan rasa cinta terhadap budaya lokal.
“Bangga banget bisa bawa nama Unsri di ajang ini. Biasanya kami cuma ngerjain maket di kelas, tapi kali ini bisa dilihat banyak orang. Rasanya luar biasa,” ujarnya penuh semangat.
Melalui karya kecil yang penuh makna ini, Rafli berharap generasi muda lainnya dapat lebih menghargai dan mengenal kembali kekayaan arsitektur tradisional Sumatera Selatan. Karena di balik setiap detail ukiran dan susunan kayu, tersimpan cerita panjang tentang jati diri, kearifan lokal, dan kebanggaan daerah.
BACA JUGA:5 Ide Desain Rumah Mewah Modern Berbagai Gaya Arsitektur, Inspirasi Para Sultan
Berikut adalah penjelas mengenai maket bangunan cagar budaya dari Musi Banyuasin berupa Rumah Putih Pintu Gribik, Rumah Batu, dan Rumah Panggung juga akan dihadirkan selama pameran. Rumah ini merupakan simbol perpaduan arsitektur lintas zaman di Sumatra Selatan.
1. Rumah Putih Pintu Gribik
Berdiri anggun di Dusun Ill, Desa Ngulak, Rumah Putih Pintu Gribik merupakan salah satu peninggalan bersejarah paling berharga di Kabupaten Musi Banyuasin.
Dibangun pada tahun 1883 oleh Pangeran H. Umar, rumah ini menjadi yang tertua di antara tiga rumah milik Pangeran H. Anang Mahidin.
Awalnya berdiri di seberang sungai, bangunan ini dipindahkan tanpa dibongkar, menjadikannya simbal keteguhan dan kecermatan masyarakat masa lampau.
BACA JUGA:Keren! Berbagai Perlombaan Digelar Disbudpar Sumsel di Taman Budaya Sriwijaya, Event apakah Itu?
Dahulu, rumah Putih berfungsi sebagai tempat tinggal keluarga bangsawan, kemudian berubah menjadi pusat musyawarah adat bagi para pemimpin Marga Sanga Desa. Kini, bangunan bersejarah ini tetap hidup sebagai tempat mengaji anak-anak dusun, menjaga semangat kebersamaan dan nilai-nilai luhur yang diwariskan turun-temurun.