Klaim Jambi Terbantahkan! 3 Sejarawan Sumsel Hadirkan Dalil Sejarah Awal Kedatuan Sriwijaya di Palembang
Membantah klaim Jambi, 3 sejarawan Sumsel mengeluarkan dalil-dalil sejarah mengenai awal Kedatuan Sriwijaya di Palembang.--kolase
BACA JUGA:Candi Borobudur dan Desa Wisata Candirejo, Pesona Indonesia di Travex 2024 di Laos
Namun, berbagai peninggalan masih menunjukkan jejak kuat peradaban Sriwijaya di wilayah tersebut.
“Temuan ini diperkuat dengan hasil ekskavasi arkeologi yang pernah dilakukan dan kini sudah dipaparkan ke publik,” tegas anggota Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Palembang ini.
Dr Panji menjelaskan, bangunan-bangunan pada masa Sriwijaya umumnya terbuat dari bahan alami seperti kayu dan bata merah, sehingga tidak dapat bertahan ratusan tahun.
Selain itu, perubahan lanskap akibat masa Kesultanan Palembang, penjajahan Belanda, hingga masa awal kemerdekaan, turut menyebabkan banyak peninggalan kuno rusak atau hilang.
BACA JUGA:Liburan di Candi Borobudur, 9 Kuliner Magelang Lezat Wajib Dicoba!
BACA JUGA:Keajaiban Arsitektur Candi Borobudur, Warisan Sejarah Dunia dan Karya Seni Menginspirasi
Masa Kesultanan Palembang menandai peralihan dari nuansa Buddhis ke Islam.
Banyak situs Buddha, termasuk candi-candi dan prasasti, yang sempat hancur dan baru digali kembali pada masa kolonial Belanda,” tambahnya.
Dr Panji menegaskan, berdasarkan sumber sejarah tertulis seperti prasasti abad ke-7, bukti kuat menunjukkan Palembang sebagai pusat pemerintahan Sriwijaya pada masa awal kejayaannya.
Sumber tertulis memiliki nilai sejarah yang lebih tinggi dibanding bukti yang lain.
"Prasasti-prasasti yang ditemukan di Palembang berasal dari abad ke-7, jauh lebih tua dibanding catatan yang ditemukan di wilayah lain,” jelasnya.
Namun demikian, ia tidak menampik kemungkinan bahwa Sriwijaya pernah mengalami perpindahan pusat kekuasaan pada periode selanjutnya.