Klaim Jambi Terbantahkan! 3 Sejarawan Sumsel Hadirkan Dalil Sejarah Awal Kedatuan Sriwijaya di Palembang
Membantah klaim Jambi, 3 sejarawan Sumsel mengeluarkan dalil-dalil sejarah mengenai awal Kedatuan Sriwijaya di Palembang.--kolase
BACA JUGA:Ajak Para Kades 2 Kecamatan, Ini Alasan TWKS Gelar Museum Masuk Desa dan Jumpa Museum di OKU Timur
"Jambi dan wilayah lain seperti Bangka Belitung maupun Lampung merupakan daerah kekuasaan Sriwijaya, bukan pusatnya,” tegas dia.
Lebih lanjut, Dr Dedi menjelaskan bahwa berbagai artefak yang ditemukan di dasar Sungai Musi turut memperkuat dugaan bahwa Palembang adalah pusat peradaban Sriwijaya.
Temuan-temuan itu antara lain arca, keramik kuno, hingga mata uang Dinasti Bani Umayyah dari abad ke-7.
“Benda-benda itu membuktikan adanya perdagangan internasional dan interaksi lintas budaya, termasuk awal masuknya pengaruh Islam di masa Sriwijaya,” ungkapnya.
BACA JUGA:Serunya Gathering Guru dan Staf Ma’had Zaadul Maad Palembang di TWKS Gandus, Tujuannya Keren Banget
BACA JUGA:12 SMP Bersaing di Lomba Berbalas Pantun di Museum Sriwijaya TWKS, Inilah Keseruannya!
Menurutnya, artefak tersebut kemungkinan merupakan barang berharga masyarakat Palembang yang dibuang ke Sungai Musi saat serangan dari Kerajaan Cola (Kola Mandala) pada abad ke-11.
“Itu menjelaskan mengapa banyak peninggalan Sriwijaya ditemukan di dasar sungai, bukan di daratan,” katanya.
Menanggapi teori Prof Agus Aris Munandar yang menyebut Candi Muara Jambi sebagai bukti keberadaan Sriwijaya di Jambi, Dr Dedi menyebut argumen itu kurang tepat secara kronologis.
Menurut dia, Candi Muara Jambi baru dibangun sekitar abad ke-11, jauh setelah masa kejayaan Sriwijaya yang dimulai pada abad ke-7.
BACA JUGA:Polda Sumsel Gelar 3 Kegiatan Sekaligus di TWKS Palembang
"Sementara di Palembang, peninggalan-peninggalan masa awal Sriwijaya sudah jelas terlihat,” singgungnya.
Ia juga menilai bahwa wacana pemindahan pusat Sriwijaya ke Jambi memiliki muatan politis, apalagi berbarengan dengan proyek revitalisasi kawasan Candi Muara Jambi.