Sultan Palembang Dukung Lorong Taman Bacaan Jadi Kampung Dulmuluk, Ini Alasannya!

Sultan Palembang Darussalam SMB IV Jayo Wikramo RM Fauwad Diradja menghadiri Wisuda Tahfizh dan Iqro Angkatan Ke-3 Rumah Tahfizh Wa Ta’lim Mahabbatul Ilmi, di Lorong Taman Bacaan, Nomor 34, Tangga Takat, Kecamatan Seberang Ulu II, Kota Palembang, Ahad 21 --kesultanan palembang darussalam for koranpalpres.com

BACA JUGA:Even Bersejarah Awal Tahun, SMB IV Optimis Dapat Jadi Daya Tarik Wisatawan Kunjungi Kota Palembang

“Wisuda yang kami lakukan ini adalah wisuda ke 3 dari Rumah Tahfizh Wa Ta’lim Mahabbatul Ilmi, sebenarnya rumah Tahfizh ini berdiri secara tidak sengaja karena di zaman Covid-19 kebetulan ada adik kami yang sekolah di Mesir,” kenangnya.

Kemudian sambung Rasyid, banyak pengajar yang sekarang ini tetangga, orang kampung tamatan dari pesantren dan segala macam latar belakang pendidikan keagamaan lainnya.

“Kami berusaha mengakomodir mereka untuk bisa menyalurkan ilmunya dengan mengajar Iqro dan segala macam, lalu setahun, 2 tahun akhirnya jumlah siswanya tadinya belasan orang sekarang menjadi 107 lebih,” beber dia. 

“Kami sekeluarga bahu membahu dan gotong royong untuk membangun rumah Tahfizh ini dan kami bekali santri-santri ini juga dengan pelajaran Bahasa Inggris ,” timpalnya.

BACA JUGA:SMB IV Ajak Caleg-Capres Berkampanye Positif

Selain wisuda hari ini sambung Rasyid, pihaknya juga menyatukan kegiatan dengan peresmian group Syarofal Anam dan momentum menjadikan Lorong Taman Bacaan ini sebagai Kampung Dulmuluk.

“Lorong Taman Bacaan ini punya sejarah panjang, bahwa sejarah Dulmuluk berada di seputaran Tangga Takat, ini juga sedang kita bicarakan dengan pemerintah mudah-mudahan ada jalannya takdir ini karena Dulmuluk juga syiar menyebarkan agama Islam,” ulasnya.

Dia menceritakan awalnya, kitab syair yang berjudul Kejayaan Kerajaan Raja Ali Haji dan kemudian berubah menjadi Abdul Muluk dicetak pertama kali  di Singapura pada tahun 1845.

Lalu, pada 1854 dibawa oleh Wan Bakar ke Palembang dan dibacakan olehnya sebagai di bilangan kampung Tangga Takat. Lama kelamaan, pembacaan Dulmuluk   berubah menjadi bentuk teater pada tahun 1910-an dan berkembang terus hingga sekarang.

BACA JUGA:2 Tamu Istimewa Istana Adat Kesultanan Palembang Darussalam, Sampaikan Niatan yang Sama ke SMB IV

Wali Santri atas nama Muhammad Aditya, Abdurahman mengucapkan  terima kasih kepada guru-guru di rumah Tahfiz ini yang telah mendidik anaknya.

“Dan pada hari ini kami merasa bangga dan terharu karena anak kami hari ini di wisuda dengan harapan anak kami ini menjadi panutan dan menjadi hafiz dan hafizah dan kepada guru kami doakan semoga sehat wal afiat dan dimudahkan rizkinya,” pungkasnya.

Dapatkan update konten terkini dan terbaru setiap hari di koranpalpres.com. Ayo Gabung di Channel WhatsApp dengan cara klik link ini "Channel WA koranpalpres.com".

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan