https://palpres.bacakoran.co/

ARTIKEL: Perilaku Kepemimpinan Demang Lebar Daun dalam Naskah Sejarah Melayu

Artikel Perilaku Kepemimpinan Demang Lebar Daun dalam naskah sejarah melayu ditulis Kms H Andi Syarifuddin-Foto: Ist for koranpalpres.com-

Konsep “setia” dan “durhaka” merupakan pola perilaku kepemimpinan tradisi politik Islam-Melayu hubungan raja dan rakyat.

BACA JUGA:Ini Aturan dan Cara Bayar Fidyah! Bagi yang Tak Mampu Puasa Ramadan 2024

Konsep ini dimulai ketika antara Raja Palembang Sri Tri Buana dan Demang Lebar Daun dalam abad ke-12, sepakat berbai’at dengan istilah bersumpah janji setia, berteguh janji sebagaimana ditegaskan dalam Sejarah Melayu:

“Maka sembah Demang Lebar Daun; Tiadalah hamba berani menyalahi titah perintah yang dipertuan itu melainkan badan nyawa hamba sekalipun telah berserahlah ke bawah duli yang dipertuan, melainkan hamba pohonkan dengan suatu perjanjian bermula hamba pohonkan yang segala hamba Melayu, janganlah diberitakan akan hukumannya yang lebih-lebih dari pada hukum syara’.

Kedua, yang dari hal anak hamba jikalau datang halnya apa-apa hamba minta disembunyikan jangan dinistakan di muka orang dan sezuriatnya anak cucu hamba minta dilepaskan dari pada hukum mati terbunuh.

Maka semuanya perjanjian Demang Lebar Daun itu diperkenankan oleh baginda, maka bagindapun memberi janjian juga kepada Demang Lebar Daun katanya; Paman Demang hendaklah diperkenankan perjanjian hamba pula, jikalau anak cucu beta memberi kesalahan kepada anak cucu paman janganlah kita salin ambil pengertian melainkan kita bermaafkan juga” (hlm. 7).

BACA JUGA:Ramadan 2024 Segera Tiba, 10 Hal yang Tidak Diperbolehkan Saat Sedang Berpuasa

Perjanjian antara Demang Lebar Daun yang mewakili rakyat Melayu dengan Sri Tri Buana sebagai penguasa tersebut di atas dapat disebut sebagai “kontrak suci” yang diakhiri sumpah antara keduanya.

Dalam kontrak ini Demang Lebar Daun berjanji untuk setia, patuh dan tidak durhaka kepada raja dan keturunannya.

Di sisi lain raja berjanji pula tidak akan mempermalukan rakyat. Intinya, kontrak ini merupakan awal konsep “setia” dan “durhaka” dalam pola perilaku kepemimpinan tradisi politik Melayu menurut Sejarah Melayu Palembang berdasarkan naskah Sulalat as-Salatin.

Dapatkan update konten terkini dan terbaru setiap hari di koranpalpres.com. Ayo Gabung di Channel WhatsApp dengan cara klik link ini "Channel WA koranpalpres.com".

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan