Kisah Abbad bin Bisyr r.a: Lebih Memilih Terputus Nyawanya daripada Memutus Bacaan Alquran dalam Salatnya (1)
Abbad bib bisyr, sahabat nabi yang tidak mau memutuskan bacaan Alquran dalam salatnya meskipun nyawa taruhannya.-YIS animation/youtube-
BACA JUGA:Inilah Kisah Sa’ad bin Abi Waqqash, Jagoan Panah Muslim yang Tidak Pernah Meleset Sasarannya
Di mana pun ia berada baik di rumah, di masjid, maupun di perjalanan, Abbad menjadikan Alquran sebagai teman dekat.
Ia senantiasa membaca dan mengulang-ulangnya, hingga banyak sahabat menyebutnya “Imam dan teman Alquran.”
Ruhbanun fil Lail wa Fursanun fin Nahar
Sahabat Nabi yang mulia sering digambarkan sebagai ruhbanun fil lail wa fursanun fin nahar.
BACA JUGA:Mau Persahabatan Langgeng, Simak Cara Bergaul yang Baik Ini
Laksana rahib di malam hari dan singa di siang hari.
Hal itu lantaran mereka banyak beribadah di malam hari; qiyamul lail. Sedangkan siang harinya berjihad dan berjuang di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Abbad bin Bisyr menjadi sosok yang tepat mewakili julukan itu.
Jika kita mencarinya di medan perang, kita akan mendapatinya sebagai mujahid perkasa.
BACA JUGA:Peduli Adik-Adik Pejuang Sembuh, FIFGROUP Salurkan Bantuan ke Rumah Singgah Sahabat Nusantara
Ia bergerak laksana singa, merobohkan musuh-musuhnya dan menerobos barisan lawan dengan sabetan pedang.
Ia ikut serta dalam seluruh peperangan kaum muslimin waktu itu.
Dialah yang membunuh seorang Yahudi licik, Ka’ab bin Al Asyraf.
Dialah yang menjadi tameng Rasulullah dalam Perang Tabuk dan menjadi motivator yang membangkitkan semangat orang-orang Anshar di Perang Yamamah, ketika mereka hampir kalah.