Bukan Sekedar Ulu Melayu, Mahasiswa Modnus Unsri Yakini Siguntang Muara Kesultanan Islam di Nusantara
Dosen Dr Agustina Bidarti Mi. dan LO Muhammad Soleman mengajak 25 orang mahasiswa Modnus Unsri berkeliling Bukit Siguntang menelusuri jejak Sriwijaya.--Ist for koranpalpres.com
BACA JUGA:Amalkan Doa Ini Saat Masuk Awal Ramadan, Begini Kata Ustad Adi Hidayat
Lebih lanjut menurut dia, perlu mendeskripsikan lebih mendalam adanya pemersatu kebinekaan budaya di tataran Melayu dari Bukit Siguntang ini.
Kondisi ini sambung Agutina, dilihat adanya keberlanjutan dari Hindu-Buddha yang berkembang di masa Sriwijaya ke masa Islam ketika awal terbentuknya Kesultanan Palembang Darussalam.
“Kita membaca kehadiran kembali Bukit Siguntang dalam naskah Sulalatus-Salatin atau Sejarah Melayu yang ditulis oleh Tun Sri Lanang,” ulasnya.
Agustina mengaku pernah membaca naskah tersebut ditulis sekitar tahun 1400-1511 dengan huruf Jawi.
BACA JUGA:8 Menu Takjil Buka Puasa yang Cocok Dijual, Paling Laris dan Banyak Dicari!
BACA JUGA:Pak Sabar Mudik, Sajian Menu Buka Puasa dari Batiqa Hotel Palembang, Ini Menu dan Harganya
Narasi utamanya menerangkan bertumbuh kembangnya kerajaan-kerajaan Melayu di tanah Malaya.
Namun, hampir semua kekuasaan Melayu tersebut dilekatkan dengan mitos kehadiran manusia setengah dewa yang turun di Bukit Siguntang Palembang.
Tokoh ini bernama Demang Lebar Daun atau Sang Sapurba sebagai jelmaan tokoh pemersatu dunia Barat-Timur, Iskandar Zulkarnaen.
Demang Lebar Daun asal Bukit Siguntang inilah yang melahirkan raja-raja Melayu dari anaknya, Sri Tri Buana.
BACA JUGA:Nonton Mukbang Apa Bisa Batalkan Puasa? Simak Nih Biar Gak Gagal Paham
BACA JUGA:5 Ide Jualan Lauk Pauk Untung Besar di Bulan Puasa Ramadan 2024!
“Oleh sebab itu, Siguntang dianggap sebagai ulu Melayu,” jelas dosen Agribisnis Unsri yang memiliki ketertarikan berat pada bacaan-bacaan sejarah.
Selanjutnya, setelah melakukan diskusi, mahasiswa diajak untuk melihat langsung makam-makam tua di Bukit Siguntang.