Jembatan Ambruk Gegara Banjir Dibangun Tahun 1990an, Akses Tercepat Menuju 4 Desa dan Kota Lahat
Jembatan Ambruk Gegara Banjir Dibangun Tahun 1990an, Akses Tercepat Menuju 4 Desa dan Kota Lahat.--bernat/koranpalpres.com
LAHAT, KORANPALPRES.COM – Gegara dihantam banjir bandang usai guyuran hujan deras malam tahun baru 2024, jembatan penyeberangan yang dibelah Ayek Cuhup, terletak di Desa Tanjung Payang, Kecamatan Lahat Selatan, Kabupaten Lahat ambruk.
Ternyata jembatan tersebut dibangun pada tahun 1990an, didirikan oleh Bupati Lahat masa itu, Drs H Kaprawi Rahim.
Jembatan ini pula merupakan akses tercepat sekaligus penghubung menuju Kota Lahat maupun 4 desa yakni Kerung, Muara Cawang, Talang Sawah dan Talang Sejemput yang saat itu masih tergabung di Kecamatan Pulau Pinang.
Seiring perubahan dan perkembangan luasan kecamatan, maka 4 desa disebutkan di atas kini berada di Kecamatan Lahat Selatan.
BACA JUGA:Awal 2024, 1 Jembatan Ambruk Ratusan Rumah di Lahat Terendam Banjir Bandang, Ini Penampakannya
BACA JUGA:Warga + 62 Pasti Happy, Mulai Hari Ini 4 Jenis BBM Turun Harga Berlaku Nasional
Apabila dikalkulasi jarak tempuhnya hanya memakan waktu kisaran 15 menitan bagi masyarakat sekitar, kalau dihitung dari Kerung dapat mencapai 30-40 menitan.
"Betul, jembatan tersebut adalah peninggalan pada masa Bupati Lahat Kaprawi Rahim yang membangun jembatan Lematang 1," sebut Junaidi, warga setempat, Senin 1 Januari 2024.
Pria 65 tahun ini menambahkan, jembatan yang kini telah berusia puluhan tahun tersebut memang dulunya kerap kali dilintasi angkutan dengan tonase cukup berat.
"Kemungkinan besar, karena menahan beban yang berat belum lagi saat kejadian banyak sekali sampah puluhan batang kayu tersangkut," urai dia.
BACA JUGA:Tempat Nongkrong Paling Legend Tahun 90-an, Ini Mall Pertama dan Tertua di Palembang
BACA JUGA:Awal 2024, 1 Jembatan Ambruk Ratusan Rumah di Lahat Terendam Banjir Bandang, Ini Penampakannya
Dia menerangkan, sebelum adanya akses jalan lingkar Kantor Kecamatan Lahat Selatan tembus ke Desa Nantal, jalan tersebut pilihan utama bagi penduduk menuju Kota Lahat ataupun sebaliknya.
"Kini semuanya sirna, paling tidak warga mesti memilih memutar dan memakan waktu hingga 20 menitan lantaran fasilitas umum yang vital ini ambruk," sebut Junaidi.