Tak Tanggung-Tanggung! Museum Negeri Sumsel Langsung Gandeng 7 Narasumber, Buat Apa Ya?

Kepala Disbudpar Sumsel Aufa Syahrizal (empat dari kiri) dan Kepala Museum Negeri Sumsel Chandra Amprayadi serta jajaran berfoto bersama 7 narasumber kajian koleksi yang berkaitan dengan keberadaan marga di Sumsel.--museum negeri sumsel for koranpalpres.com

PALEMBANG, KORANPALPRES.COM – Sukses merampungkan kajian koleksinya bertajuk “Marga Melaju Lintasan Zaman” di tahun 2023, pengelola Museum Negeri Sumsel kembali selenggarakan kajian menelusuri jejak marga di Sumatera Selatan (Sumsel).

Tidak tanggung-tanggung, pada kajian tentang marga di Sumsel jilid II ini, pihak museum milik Pemprov Sumsel itu menggandeng 7 narasumber yang berkompeten di bidang sejarah dan kebudayaan Sumsel.

Ke-7 narasumber itu antara lain Wakil Rektor I Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang Prof Dr H Muhammad Adil MA, Wakil Rektor I Universitas Kader Bangsa (UKB) Palembang Dr Hendra Sudrajat SH MH, Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sriwijaya (Unsri) Dr Hudaidah MPd.

Kemudian Dosen Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Palembang Dr Idris MPd, Dosen Universitas Sumatera Selatan Dr Saudi Berlian MSi, pemerhati sejarah Sumsel Beny Pramana Putra SS dan budayawan penggiat marga Benny Mulyadi. 

BACA JUGA:Kunjungi Museum AK Gani Palembang, Deputi Bidang Konservasi ANRI Berikan Himbauan Ini!

BACA JUGA:MURI dan Setengah Abad Pentas Teater Keliling

Dalam sambutan sekaligus membuka Kajian Koleksi Museum Negeri Sumsel, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumsel Dr H Aufa Syahrizal SP MSc mengapresiasi pengelola Museum Negeri Sumsel yang secara optimal memenuhi tugas dan fungsi museum.

Menurut Aufa, kajian ini merupakan kegiatan penting salah satunya kajian marga yang merupakan salah satu lapangan tataran kepemerintahan yang sangat penting dalam pemerintahan daerah. 

“Bahkan Gubernur Sumatera Selatan sempat mewacanakan kembali kejayaan marga ini, hal tersebut karena kewenangan untuk tataran pemerintahan marga pesirah terasa sekali kepada masyarakat,” tutur Aufa.

Jika memungkinkan sambung Aufa, hasil kajian ini dapat dijadikan dasar pengembalian pemerintahan marga.

BACA JUGA:Wow! Puluhan Penari di Palembang Bakal Menari 8 Jam Nonstop, Kira-Kira Ada Kejutan Apa Ya?

BACA JUGA:2 Desa di Sumsel Jadi Sasaran Utama Program Pemajuan Kebudayaan, Ini Alasannya!

Selanjutnya Aufa menyampaikan ucapan terimakasih kepada para narasumber yang telah meluangkan waktu untuk membantu Museum Negeri Sumsel untuk mengkaji kajian ini yang nantinya dibedah sehingga nanti menjadi bentuk buku kajian.

“Buku hasil kajian dapat dijadikan literatur bagi peneliti dan yang berkepentingan mengenai kemargaan,” tukasnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan